Menteri Luar Negeri Amerika John Kerry tiba di ibukota Sri Lanka, Colombo, (2/5) demokratis dan mempererat hubungan dengan negara yang letaknya strategis di Samudra India itu. Ini adalah kunjungan pertama seorang menteri luar negeri Amerika ke Sri Lanka dalam satu dekade.
Ia dijadwalkan bertemu dengan Presiden Mathripala Sirisena serta perdana menteri dan menteri luar negeri Sri Lanka. Kerry juga berencana berbicara dengan para tokoh kelompok minoritas Tamil.
Menteri Luar Negeri Colin Powell mengunjungi Sri Lanka pada awal 2005, tidak lama setelah tsunami melanda kawasan Samudra India. Kunjungan tersebut berlangsung sebelum pertempuran meningkat antara pasukan pemerintah dan pemberontak Macan Tamil yang berjuang untuk mendirikan negara merdeka.
Militer menumpas pemberontak pada tahun 2009, setelah puluhan ribu orang tewas dan kedua pihak saling melontarkan tuduhan kejahatan perang terhadap pihak lainnya.
Presiden Sri Lanka ketika itu, Mahinda Rajapaksa, terus memperkuat cengkeraman kekuasaannya, melemahkan demokrasi dan penegakan hukum, yang membuat Sri Lanka dikucilkan masyarakat internasional.
Namun pada Januari lalu, Sirisena mengalahkan Rajapaksa dalam pemilu setelah ia bertekad akan merombak sistem yang banyak dianggap otokratis dan menekan minoritas. Sebelumnya pada pekan ini, parlemen memutuskan dengan suara berlimpah akan mendukung rencana Sirisena untuk memangkas kekuasaan presiden yang telah diperluas oleh Rajapaksa.
Tergerak oleh situasi baru di sana, Amerika Serikat membantu menangguhkan selama enam bulan penerbitan hasil penyelidikan PBB mengenai kemungkinan kejahatan perang oleh Sri Lanka. Kepala badan HAM PBB termasuk di antara yang diperkirakan akan mengunjungi negara itu dalam waktu dekat.