JAKARTA —
Menteri Gita Wirjawan menyampaikan pengunduran dirinya di Jakarta, Jumat (31/1), dan berharap penggantinya nanti akan meneruskan implementasi berbagai kebijakan yang dikeluarkan selama ia menjabat.
“Saya mengundurkan diri dari jabatan saya sebagai Menteri Perdagangan Republik Indonesia, efektif 1 Februari 2014, mengingat betapa pentingnya Konvensi Partai Demokrat bagi kepentingan bangsa," demikian pernyataan Menteri Perdagangan Gita Wirjawan.
"Pengunduran diri ini didasari dari atau oleh kesadaran etis tentang besarnya konflik kepentingan, jika saya terlibat penuh dalam proses politik selama konvensi, sementara pada saat yang sama tetap menjalankan tugas dan kepercayaan yang diberikan kepada saya sebagai Menteri Perdagangan. Saya berharap, langkah yang saya ambil ini merupakan langkah terbaik bagi Indonesia dan dapat menjadi preseden dalam perkembangan politik dan demokrasi di Indonesia,” lanjutnya.
Menteri Gita Wirjawan masuk dalam daftar peserta Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat bersama 10 peserta lain, diantaranya mantan Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat, Dino Patti Djalal, Menteri BUMN, Dahlan Iskan, Ketua DPR, Marzuki Alie, dan Rektor Universitas Paramadina, Jakarta, Anies Baswedan.
“Saya berharap kebijakan yang mengedepankan kepentingan masyarakat banyak dan nasional yang telah dikeluarkan selama masa jabatan saya termasuk beberapa peraturan menteri, termasuk penuntasan diskusi subtansi RUU Perdagangan, termasuk Permendag, termasuk penyelenggaraan WTO yang mengedenpankan kepentingan negara miskin, dan kepentingan sektor pertanian, dan negara-negara berkembang dapat dilanjutkan oleh pengganti saya,” jelas Menteri Gita Wirjawan.
Sementara itu, Wakil Menteri Perdagangan, Bayu Krisnamurthi menegaskan mundurnya Menteri Gita Wirjawan dari jabatannya tidak terkait kasus beras impor yang akhir-akhir ini ramai dibicarakan.
“Kebijakan-kebijakan yang sudah ditetapkan oleh pak Gita akan berjalan terus. Kementerian perdagangan adalah sebuah institusi dan saya kira prosesnya akan berjalan. Tidak perlu khawatir, dan ya tetapi memang kita menunggu bagaimana nanti arahan presiden yang terkait dengan keberlangsungan dari kepemimpinan di kementerian perdagangan," kata Wakil Menteri Perdagangan Bayu risnamurthi.
"Saya jamin, nggak ada hubungannya dengan beras. Sampai dengan saat ini kita sudah sampai pendalaman keperusahaan-perusahaan importir. Kita akan lihat, kita masih butuh beberapa hari mendapatkan hasil akhirnya, nanti kita akan sampaikan,” lanjutnya.
Dua pekan lalu secara tiba-tiba muncul beras impor dari Vietnam di pasar-pasar yang dinyatakan ilegal karena tidak memiliki izin. Masuknya beras ilegal tersebut meresahkan para petani dan pedagang beras karena memicu turunnya harga beras secara drastis.
Sementara seluruh kementerian terkait menyatakan terkejut dan saling lempar tanggung jawab yaitu kementerian koordinator bidang perekonomian, kementerian perdagangan, kementerian pertanian, kementerian BUMN dan Badan urusan Logistik atau Bulog.
Menteri Pertanian, Suswono protes atas pernyataan Menteri Gita Wirjawan yang mengaku memang membuka kran impor atas izin Kementrian Pertanian.
“Makanya saya tegaskan, kalau dia mengatakan seperti itu ayo duduk bersama siapa yang salah, jangan melempar kesalahan dululah kepada kementerian lain, instropeksi juga perdagangan, yang paling arif adalah duduk bersama,” jelas Menteri Pertanian Suswono.
Sebelumnya Menteri Gita Wirjawan menegaskan, keputusan mengimpor beras dari Vietnam tidak dilakukan seorang diri. “Kita memang mengeluarkan izin untuk beras tipe khusus dari Vietnam dan ini berdasarkan rekomendasi dari Kementerian Pertanian,” demikian penjelasan Menteri Gita Wirjawan.
Rabu lalu, Menteri Gita Wirjawan sempat menegaskan dalam dua atau tiga hari kedepan, Kementerian Perdagangan akan mengungkap misteri dibalik beras impor ilegal dari Vietnam yang masuk ke Indonesia.
“Saya mengundurkan diri dari jabatan saya sebagai Menteri Perdagangan Republik Indonesia, efektif 1 Februari 2014, mengingat betapa pentingnya Konvensi Partai Demokrat bagi kepentingan bangsa," demikian pernyataan Menteri Perdagangan Gita Wirjawan.
"Pengunduran diri ini didasari dari atau oleh kesadaran etis tentang besarnya konflik kepentingan, jika saya terlibat penuh dalam proses politik selama konvensi, sementara pada saat yang sama tetap menjalankan tugas dan kepercayaan yang diberikan kepada saya sebagai Menteri Perdagangan. Saya berharap, langkah yang saya ambil ini merupakan langkah terbaik bagi Indonesia dan dapat menjadi preseden dalam perkembangan politik dan demokrasi di Indonesia,” lanjutnya.
Menteri Gita Wirjawan masuk dalam daftar peserta Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat bersama 10 peserta lain, diantaranya mantan Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat, Dino Patti Djalal, Menteri BUMN, Dahlan Iskan, Ketua DPR, Marzuki Alie, dan Rektor Universitas Paramadina, Jakarta, Anies Baswedan.
“Saya berharap kebijakan yang mengedepankan kepentingan masyarakat banyak dan nasional yang telah dikeluarkan selama masa jabatan saya termasuk beberapa peraturan menteri, termasuk penuntasan diskusi subtansi RUU Perdagangan, termasuk Permendag, termasuk penyelenggaraan WTO yang mengedenpankan kepentingan negara miskin, dan kepentingan sektor pertanian, dan negara-negara berkembang dapat dilanjutkan oleh pengganti saya,” jelas Menteri Gita Wirjawan.
Sementara itu, Wakil Menteri Perdagangan, Bayu Krisnamurthi menegaskan mundurnya Menteri Gita Wirjawan dari jabatannya tidak terkait kasus beras impor yang akhir-akhir ini ramai dibicarakan.
“Kebijakan-kebijakan yang sudah ditetapkan oleh pak Gita akan berjalan terus. Kementerian perdagangan adalah sebuah institusi dan saya kira prosesnya akan berjalan. Tidak perlu khawatir, dan ya tetapi memang kita menunggu bagaimana nanti arahan presiden yang terkait dengan keberlangsungan dari kepemimpinan di kementerian perdagangan," kata Wakil Menteri Perdagangan Bayu risnamurthi.
"Saya jamin, nggak ada hubungannya dengan beras. Sampai dengan saat ini kita sudah sampai pendalaman keperusahaan-perusahaan importir. Kita akan lihat, kita masih butuh beberapa hari mendapatkan hasil akhirnya, nanti kita akan sampaikan,” lanjutnya.
Dua pekan lalu secara tiba-tiba muncul beras impor dari Vietnam di pasar-pasar yang dinyatakan ilegal karena tidak memiliki izin. Masuknya beras ilegal tersebut meresahkan para petani dan pedagang beras karena memicu turunnya harga beras secara drastis.
Sementara seluruh kementerian terkait menyatakan terkejut dan saling lempar tanggung jawab yaitu kementerian koordinator bidang perekonomian, kementerian perdagangan, kementerian pertanian, kementerian BUMN dan Badan urusan Logistik atau Bulog.
Menteri Pertanian, Suswono protes atas pernyataan Menteri Gita Wirjawan yang mengaku memang membuka kran impor atas izin Kementrian Pertanian.
“Makanya saya tegaskan, kalau dia mengatakan seperti itu ayo duduk bersama siapa yang salah, jangan melempar kesalahan dululah kepada kementerian lain, instropeksi juga perdagangan, yang paling arif adalah duduk bersama,” jelas Menteri Pertanian Suswono.
Sebelumnya Menteri Gita Wirjawan menegaskan, keputusan mengimpor beras dari Vietnam tidak dilakukan seorang diri. “Kita memang mengeluarkan izin untuk beras tipe khusus dari Vietnam dan ini berdasarkan rekomendasi dari Kementerian Pertanian,” demikian penjelasan Menteri Gita Wirjawan.
Rabu lalu, Menteri Gita Wirjawan sempat menegaskan dalam dua atau tiga hari kedepan, Kementerian Perdagangan akan mengungkap misteri dibalik beras impor ilegal dari Vietnam yang masuk ke Indonesia.