Menteri Pertahanan Amerika Jim Mattis, Kamis (20/4) berkunjung ke Mesir, melanjutkan hubungan hangat Amerika dengan Mesir selama 100 hari pertama pemerintahan Trump.
Mattis diperkirakan akan berbicara dengan Menteri Pertahanan Mesir Sedki Sobhy, Kepala Staf Militer Letnan Jenderal Mahmoud Hegazy dan Presiden Abdel Fattah el-Sissi yang kunjungannya ke Gedung Putih awal bulan ini merupakan kunjungan pemimpin Mesir yang pertama sejak mantan Presiden Amerika Barack Obama menerima Hosni Mubarak tahun 2009.
Gejolak politik tahun 2011 menyingkirkan Mubarak dan mengawali tahun-tahun bergejolak, membawa Sissi mantan jenderal yang otoriter pada kekuasaan.
Pakar Timur Tengah, James Gelvin seorang profesor di Universitas California di Los Angeles mengatakan kepada VOA sebagian besar kebijkan pemerintahan Trump adalah “anti Obama”.
“Dengan kata lain, Trump melihat apa yang dilakukan Obama dan mengatakan “saya akan melakukan hal yang sangat berbeda” kata Gelvin.
Mattis diharapkan akan mendesak Mesir yang sedang bergulat dengan masalah politik, keuangan dan keamanan agar tetap tegas terkait kontra terorisme di tengah-tengah ancaman di semenanjung Sinai dan bahkan di beberapa daerah perkotaan seperti serangan mematikan hari Minggu di gereja Koptik di Alexandria dan Tanta yang dilakukan militan ISIS. [my/al, uh/ab]