Dalam kawasan Kebun Raya Missouri seluas 32 hektar, musisi, penari dan seniman lain membantu meresmikan apa yang menurut penyelenggara adalah acara yang baru pertama kali dipentaskan di Amerika.
Puluhan perajin bekerja menampilkan 26 pameran yang menyorot budaya, sejarah dan cerita rakyat Tiongkok. Beberapa pameran itu sederhana, misalnya, panda seukuran anak-anak yang ditampilkan di antara makanan pokok hewan itu, bambu, yang tumbuh di kawasan kebun raya itu.
Lampion-lampion lain sangat besar, seperti Budha pada empat sisi bangunan yang menjulang, dengan kostum sutera keemasan, berkilau ditimpa sinar matahari dan berkibar ketika ditiup angin.
Lampion-lampion lain menampilkan cerita rakyat atau tokoh-tokoh sejarah. Pengelola pameran Lynn Kerkemeyer mengatakan, kebun raya itu menolak beberapa usul lampion yang menampilkan gambar kontemporer, seperti karakter-karakter Disney dan Hello Kitty, dan lebih memilih gambar-gambar yang lebih tradisional.
"Saya ingin merayakan budaya dan sejarah Tionghoa, supaya ini menjadi pengalaman yang belum pernah disaksikan siapa pun baik di St. Louis maupun Amerika," paparnya.
Perajin Tiongkok datang dari Zigong, provinsi Sichuan, untuk membuat lampion. Mereka membuat sebagian besar lampion itu di tempat, membuat kerangka baja dan menutupinya dengan panel-panel sutera yang dipotong dan dijahit menjadi satu dengan menggunakan mesin jahit berpedal, digerakkan kaki.
Semua bahan dan peralatan itu dikirim dalam empat kontainer, termasuk satu ton beras untuk memberi makan 33 perajin selama dua bulan sementara mereka bekerja menyiapkan festival itu.
Mereka lebih menyukai rasa nasi dari rumah, kata Spencer Tan dari LanternFest, perusahaan Tiongkok yang menyelenggarakan pameran itu. Ia menambahkan, makanan adalah penting. Ia juga mendatangkan langsung koki dari Tiongkok.
Sebagian besar lampion itu terbuat dari sutera, diterangi lampu dari dalam. Tetapi, penampilan paling mengesankan dalam Festival Lampion itu barangkali adalah naga yang terbuat dari 40 ribu piring, sendok dan cangkir yang diikat menjadi satu dengan tali untuk membentuk sepasang naga besar terbuat dari porselen dan bergelombang.
Kedua makhluk putih itu saling berhadapan, bertarung memperebutkan mutiara sutera raksasa. Pameran ini membentang hampir 100 meter.
Naga porselen itu hanya salah satu dari beberapa naga yang dipamerkan. Menurut kalender Tiongkok, tahun ini adalah tahun naga - simbol keberuntungan. Seperti dikatakan Kun Lu, penjabat Konsul Jenderal Tiongkok untuk Chicago, naga dan lampion-lampion itu memberi pengenalan yang baik mengenai budaya Tiongkok.
Kebun Raya Missouri adalah salah satu lembaga penelitian dan konservasi tanaman terkemuka di dunia. Festival Lampion itu bertepatan acara “Tahun Tiongkok" di kebun raya tersebut, menandai puluhan tahun penelitian dan kerjasama, termasuk proyek yang sedang berlangsung, mendokumentasi lebih dari 30 ribu spesies tanaman asli di Tiongkok.
Festival Lampion itu di Kebun Raya Missouri itu akan terus berlangsung sampai pertengahan Agustus.
Puluhan perajin bekerja menampilkan 26 pameran yang menyorot budaya, sejarah dan cerita rakyat Tiongkok. Beberapa pameran itu sederhana, misalnya, panda seukuran anak-anak yang ditampilkan di antara makanan pokok hewan itu, bambu, yang tumbuh di kawasan kebun raya itu.
Lampion-lampion lain sangat besar, seperti Budha pada empat sisi bangunan yang menjulang, dengan kostum sutera keemasan, berkilau ditimpa sinar matahari dan berkibar ketika ditiup angin.
Lampion-lampion lain menampilkan cerita rakyat atau tokoh-tokoh sejarah. Pengelola pameran Lynn Kerkemeyer mengatakan, kebun raya itu menolak beberapa usul lampion yang menampilkan gambar kontemporer, seperti karakter-karakter Disney dan Hello Kitty, dan lebih memilih gambar-gambar yang lebih tradisional.
"Saya ingin merayakan budaya dan sejarah Tionghoa, supaya ini menjadi pengalaman yang belum pernah disaksikan siapa pun baik di St. Louis maupun Amerika," paparnya.
Perajin Tiongkok datang dari Zigong, provinsi Sichuan, untuk membuat lampion. Mereka membuat sebagian besar lampion itu di tempat, membuat kerangka baja dan menutupinya dengan panel-panel sutera yang dipotong dan dijahit menjadi satu dengan menggunakan mesin jahit berpedal, digerakkan kaki.
Semua bahan dan peralatan itu dikirim dalam empat kontainer, termasuk satu ton beras untuk memberi makan 33 perajin selama dua bulan sementara mereka bekerja menyiapkan festival itu.
Mereka lebih menyukai rasa nasi dari rumah, kata Spencer Tan dari LanternFest, perusahaan Tiongkok yang menyelenggarakan pameran itu. Ia menambahkan, makanan adalah penting. Ia juga mendatangkan langsung koki dari Tiongkok.
Sebagian besar lampion itu terbuat dari sutera, diterangi lampu dari dalam. Tetapi, penampilan paling mengesankan dalam Festival Lampion itu barangkali adalah naga yang terbuat dari 40 ribu piring, sendok dan cangkir yang diikat menjadi satu dengan tali untuk membentuk sepasang naga besar terbuat dari porselen dan bergelombang.
Kedua makhluk putih itu saling berhadapan, bertarung memperebutkan mutiara sutera raksasa. Pameran ini membentang hampir 100 meter.
Naga porselen itu hanya salah satu dari beberapa naga yang dipamerkan. Menurut kalender Tiongkok, tahun ini adalah tahun naga - simbol keberuntungan. Seperti dikatakan Kun Lu, penjabat Konsul Jenderal Tiongkok untuk Chicago, naga dan lampion-lampion itu memberi pengenalan yang baik mengenai budaya Tiongkok.
Kebun Raya Missouri adalah salah satu lembaga penelitian dan konservasi tanaman terkemuka di dunia. Festival Lampion itu bertepatan acara “Tahun Tiongkok" di kebun raya tersebut, menandai puluhan tahun penelitian dan kerjasama, termasuk proyek yang sedang berlangsung, mendokumentasi lebih dari 30 ribu spesies tanaman asli di Tiongkok.
Festival Lampion itu di Kebun Raya Missouri itu akan terus berlangsung sampai pertengahan Agustus.