Amelia Earhart merupakan salah seorang pionir penerbang pada awal abad ke-20. Ia merupakan perempuan pertama yang menerbangkan pesawat sendirian melintasi Lautan Atlantik. Nama Earhart pun menjadi terkenal.
Pada bulan Juli 1937, Earhart dan navigatornya, Fred Noonan, hilang di atas Lautan Pasifik ketika mencoba mengelilingi dunia dengan pesawatnya. Hingga kini, hilangnya Amelia Earhart masih merupakan misteri.
TIGHAR, kelompok internasional yang menyelamatkan pesawat-pesawat bersejarah, mencoba menyingkap misteri tersebut. Berikut penuturan Rick Gillespie, pimpinan TIGHAR, tentang Amelia Earhart.
“Misteri Earhart seperti memiliki daya pikat yang romantis. Earhart adalah selebriti yang memberi inspirasi banyak orang ketika ia masih hidup. Tiba-tiba ia menghilang begitu saja secara misterius,” tuturnya.
Amelia Earhart hilang ketika terbang dari Lae, Papua Nugini, menuju Pulau Howland yang terletak sekitar 3.100 km di sebelah tenggara Hawai. Tim ekspedisi TIGHAR menyakini, Earhart kehabisan bahan bakar dan mengubah rute terbang ke Pulau Nikumaroro yang tak berpenghuni. Pulau itu tidak pernah ditelusuri secara menyeluruh pada upaya pencarian pertama tahun 1937.
Anggota tim TIGHAR telah menemukan sejumlah artifak dari kawasan yang mereka sebut “situs tujuh” di pulau karang kecil di Lautan Pasifik. Sejumlah artifak itu ditemukan pada tahun 2007 dan 2010, antara lain, berupa sebuah botol kecil yang diperkirakan digunakan sebagai tempat krim muka untuk wanita, sebuah botol bir, dan botol krim lanolin. Semua artifak tersebut diperkirakan berasal dari tahun 1930-an.
Joe Cerniglia, salah satu anggota TIGHAR, mengatakan, “Kami mendapati kecocokan dari hasil penelitian dua laboratorium, di mana residu yang ada di botol kecil yang kami temukan di kepulauan Nikumaroro , cocok dengan produk serupa yang kami beli dari e-Bay.”
Tim pencari TIGHAR juga telah menemukan potongan-potongan pesawat. Tetapi, bukti bahwa Earhart terdampar di pulau Nikumaroro masih belum ditemukan.
Gillespie mengibaratkan sejumlah artifak tersebut seperti potongan-potongan puzzle. Mereka tinggal mencari potongan-potongan lain untuk melengkapi puzzle tersebut dan memecahkan misteri hilangnya Earhart.
Bulan Juli mendatang TIGHAR akan kembali melakukan pencariannya yang ke-10 di pulau Nikamaroro. Kali ini mereka akan membawa peralatan menyelam untuk mencari reruntuhan pesawat Earhart di dasar laut. Mungkin saja, pencarian mendatang akan dapat mengungkapkan misteri hilangnya Amelia Earhart.
Pada bulan Juli 1937, Earhart dan navigatornya, Fred Noonan, hilang di atas Lautan Pasifik ketika mencoba mengelilingi dunia dengan pesawatnya. Hingga kini, hilangnya Amelia Earhart masih merupakan misteri.
TIGHAR, kelompok internasional yang menyelamatkan pesawat-pesawat bersejarah, mencoba menyingkap misteri tersebut. Berikut penuturan Rick Gillespie, pimpinan TIGHAR, tentang Amelia Earhart.
“Misteri Earhart seperti memiliki daya pikat yang romantis. Earhart adalah selebriti yang memberi inspirasi banyak orang ketika ia masih hidup. Tiba-tiba ia menghilang begitu saja secara misterius,” tuturnya.
Amelia Earhart hilang ketika terbang dari Lae, Papua Nugini, menuju Pulau Howland yang terletak sekitar 3.100 km di sebelah tenggara Hawai. Tim ekspedisi TIGHAR menyakini, Earhart kehabisan bahan bakar dan mengubah rute terbang ke Pulau Nikumaroro yang tak berpenghuni. Pulau itu tidak pernah ditelusuri secara menyeluruh pada upaya pencarian pertama tahun 1937.
Anggota tim TIGHAR telah menemukan sejumlah artifak dari kawasan yang mereka sebut “situs tujuh” di pulau karang kecil di Lautan Pasifik. Sejumlah artifak itu ditemukan pada tahun 2007 dan 2010, antara lain, berupa sebuah botol kecil yang diperkirakan digunakan sebagai tempat krim muka untuk wanita, sebuah botol bir, dan botol krim lanolin. Semua artifak tersebut diperkirakan berasal dari tahun 1930-an.
Joe Cerniglia, salah satu anggota TIGHAR, mengatakan, “Kami mendapati kecocokan dari hasil penelitian dua laboratorium, di mana residu yang ada di botol kecil yang kami temukan di kepulauan Nikumaroro , cocok dengan produk serupa yang kami beli dari e-Bay.”
Tim pencari TIGHAR juga telah menemukan potongan-potongan pesawat. Tetapi, bukti bahwa Earhart terdampar di pulau Nikumaroro masih belum ditemukan.
Gillespie mengibaratkan sejumlah artifak tersebut seperti potongan-potongan puzzle. Mereka tinggal mencari potongan-potongan lain untuk melengkapi puzzle tersebut dan memecahkan misteri hilangnya Earhart.
Bulan Juli mendatang TIGHAR akan kembali melakukan pencariannya yang ke-10 di pulau Nikamaroro. Kali ini mereka akan membawa peralatan menyelam untuk mencari reruntuhan pesawat Earhart di dasar laut. Mungkin saja, pencarian mendatang akan dapat mengungkapkan misteri hilangnya Amelia Earhart.