Perusahaan multinasional besar, termasuk Hyundai, KFC dan Domino, berupaya mengatasi reaksi keras di India setelah cuitan anak perusahaan mereka di Pakistan untuk mendukung aspirasi Kashmir merdeka dari New Delhi.
Kemarahan dirasakan hingga ke Seoul, di mana juru bicara kementerian luar negeri, Selasa (8/2), harus menyampaikan penyesalannya kepada mitranya dari India. Di New Delhi, duta besar Korea Selatan, Senin (7/2), dipanggil ke Kementerian Luar Negeri untuk menyampaikan ketidaksenangan yang kuat dari pemerintah India kepadanya.
Di dalam parlemen dan pemerintah India, bahkan permintaan maaf yang bertubi-tubi dari perusahaan yang melanggar sekalipun dianggap tidak cukup tulus.
Keributan itu dimulai pada hari Minggu, ketika media Pakistan mencuit dukungan mereka untuk penduduk mayoritas Muslim Kashmir yang memperingati “Hari Solidaritas Kashmir.” Status Kashmir telah disengketakan antara India dan Pakistan sejak berpisah pada tahun 1948 dan telah menjadi penyebab tiga perang di antara ke dua negara tersebut.
“Mari kita mengingat pengorbanan saudara-saudara kita di Kashmir dan menunjukkan solidaritas saat mereka melanjutkan perjuangannya untuk kebebasan,” kata sebuah posting oleh akun Twitter Hyundai Pakistan @hyundaiPakistanOfficial.
Unggahan tersebut langsung memicu kehebohan di India, di mana pengguna media sosial mulai menyerukan boikot terhadap produk Hyundai. Tuntutan permintaan maaf dengan cepat ditanggapi oleh pemerintah dan anggota parlemen.
Anak perusahaan di India dengan cepat menjauhkan diri dari cuitan tersebut, mengeluarkan pernyataan yang mengatakan bahwa berdasarkan kebijakan, Perusahaan Hyundai Motors tidak mengomentari masalah politik atau agama di wilayah tertentu. [my/jm]