Tautan-tautan Akses

Mesir, Ethiopia, dan Sudan Mulai Perundingan soal Bendungan Kontroversial


Bendungan Sungai Nil, Grand Ethiopian Renaissance Dam (GERD) di kota Guba, Ethiopia yang kontroversial (foto: dok).
Bendungan Sungai Nil, Grand Ethiopian Renaissance Dam (GERD) di kota Guba, Ethiopia yang kontroversial (foto: dok).

Mesir, Ethiopia, dan Sudan hari Minggu (27/8) di Kairo melanjutkan perundingan yang telah berlangsung bertahun-tahun mengenai bendungan kontroversial yang dibangun Ethiopia di anak sungai utama Sungai Nil.

Perundingan dimulai kembali setelah Presiden Abdel Fattah el-Sissi dan Perdana Menteri Ethiopia Abiy Ahmed bulan lalu mengatakan mereka ingin mencapai kesepakatan dalam waktu empat bulan mengenai pengoperasian Bendungan Renaisans Ethiopia senilai US$4,6 miliar di Sungai Nil. Sungai Nil Biru bertemu dengan Sungai Nil Putih di ibu kota Sudan, Khartoum, sebelum berkelok-kelok ke utara melalui Mesir menuju Laut Tengah.

Mesir khawatir akan dampak yang menghancurkan jika bendungan ini dioperasikan tanpa memperhitungkan kebutuhannya. Mereka menyebutnya sebagai ancaman eksistensial. Negara dengan penduduk terpadat di dunia Arab ini hampir sepenuhnya bergantung pada Sungai Nil untuk memasok air bagi pertanian dan kebutuhan lebih dari 100 juta penduduknya. Sekitar 85% aliran sungai berasal dari Ethiopia.

Kementerian Urusan Sumber Daya Air dan Energi di Mesir mengumumkan putaran baru pembicaraan di Kairo. Menteri Urusan Sumber Daya Air dan Energi Hani Sewilam mengatakan Mesir menginginkan kesepakatan yang mengikat secara hukum mengenai bagaimana mengoperasikan dan mengisi bendungan raksasa itu. Sewilam mengatakan ada banyak "solusi teknis dan hukum" untuk perselisihan ini. Tapi tidak merinci lebih lanjut.

Ethiopia Mulai Isi Waduk, Mesir Berang

Ketegangan di antara Mesir dan Ethiopia meningkat setelah pemerintah Ethiopia mulai mengisi waduk bendungan sebelum mencapai kesepakatan.

Masih ada beberapa pertanyaan besar tentang berapa banyak air yang akan dialirkan Ethiopia ke hilir jika terjadi kekeringan selama bertahun-tahun dan bagaimana ketiga negara akan menyelesaikan sengketa di masa depan.

Ethiopia telah menolak arbitrase yang mengikat pada tahap akhir proyek.

Ethiopia mengatakan bendungan ini sangat penting, dengan alasan sebagian besar rakyatnya kekurangan listrik.

Sudan ingin Ethiopia berkoordinasi dan berbagi data mengenai operasi bendungan itu guna mencegah terjadinya banjir dan melindungi bendungan pembangkit listriknya sendiri di Nil Biru, anak sungai utama Sungai Nil. Bendungan ini terletak hanya 10 kilometer dari perbatasan Sudan. [em/ka]

Forum

Recommended

XS
SM
MD
LG