Mesir memulai hari pertama penghitungan suara hari Jumat (25/5) setelah jutaan warga memberikan suara dalam pemilu presiden. Pemilu ini menandai pertama kalinya warga Mesir dapat dengan bebas memilih seorang pemimpin.
Para pejabat pemilu akan mengumumkan hasil akhir dari pemilihan dua hari itu hari Selasa mendatang, namun surat-surat kabar Mesir telah memberitakan hasil-hasil awal yang berdatangan dari beberapa daerah menunjukkan Mohamad Morsi dari Ikhwanul Muslimin memperoleh suara terbanyak.
Sebelumnya, seorang jurubicara Ikhwanul Muslimin mengatakan Morsi unggul dalam jajak pendapat secara nasional yang dilakukan oleh para pekerja kampanye organisasi itu. Namun jajak pendapat Ikhwanul tersebut tidak dapat dikukuhkan kelayakannya.
Hasil-hasil awal dalam surat-kabar tersebut menunjukkan penampilan yang kuat oleh tiga calon lain. Abdel Moneim Aboul Fotouh adalah seorang Islamis moderat yang didukung oleh sebagian kaum liberal, anggota kelompok kiri dan minoritas Kristen. Mantan perdana menteri Ahmed Shafiq dan mantan menteri luar negeri Amr Moussa adalah sekularis yang menjabat pada masa kepemimpinan mantan Presiden Hosni Mubarak.
Kemenangan untuk salah seorang calon sekularis akan menandai perubahan signifikan dari pemilihan parlemen hanya enam bulan lalu ketika lebih 70 persen pemilih memberikan suara untuk partai-partai Islamis.
Calon kelima, Hamdeen Sabahi, juga tampak memperoleh hasil yang baik. Dia memperoleh kemajuan dalam jajak pendapat dalam satu minggu ini, menarik para pemilih yang tidak menginginkan seorang Islamis atau seorang tokoh rezim sebelumnya.
Wartawan VOA Elizabeth Arrot mengatakan para pemilih umumnya senang dengan cara para pejabat pemilihan menangani penghitungan suara.
Seluruhnya, 12 calon turut bersaing. Pemilu putaran kedua dijadwalkan akan berlangsung tanggal 16 dan 17 Juni antara kedua calon yang memperoleh suara terbanyak.
Hari Jumat, Ikhwanul Muslimin memprediksi pemilihan putaran kedua itu adalah antara Morsi dan Shafiq. Pemenang pemilu presiden putaran kedua akan diumumkan tanggal 21 Juni.
Para pejabat pemilu akan mengumumkan hasil akhir dari pemilihan dua hari itu hari Selasa mendatang, namun surat-surat kabar Mesir telah memberitakan hasil-hasil awal yang berdatangan dari beberapa daerah menunjukkan Mohamad Morsi dari Ikhwanul Muslimin memperoleh suara terbanyak.
Sebelumnya, seorang jurubicara Ikhwanul Muslimin mengatakan Morsi unggul dalam jajak pendapat secara nasional yang dilakukan oleh para pekerja kampanye organisasi itu. Namun jajak pendapat Ikhwanul tersebut tidak dapat dikukuhkan kelayakannya.
Hasil-hasil awal dalam surat-kabar tersebut menunjukkan penampilan yang kuat oleh tiga calon lain. Abdel Moneim Aboul Fotouh adalah seorang Islamis moderat yang didukung oleh sebagian kaum liberal, anggota kelompok kiri dan minoritas Kristen. Mantan perdana menteri Ahmed Shafiq dan mantan menteri luar negeri Amr Moussa adalah sekularis yang menjabat pada masa kepemimpinan mantan Presiden Hosni Mubarak.
Kemenangan untuk salah seorang calon sekularis akan menandai perubahan signifikan dari pemilihan parlemen hanya enam bulan lalu ketika lebih 70 persen pemilih memberikan suara untuk partai-partai Islamis.
Calon kelima, Hamdeen Sabahi, juga tampak memperoleh hasil yang baik. Dia memperoleh kemajuan dalam jajak pendapat dalam satu minggu ini, menarik para pemilih yang tidak menginginkan seorang Islamis atau seorang tokoh rezim sebelumnya.
Wartawan VOA Elizabeth Arrot mengatakan para pemilih umumnya senang dengan cara para pejabat pemilihan menangani penghitungan suara.
Seluruhnya, 12 calon turut bersaing. Pemilu putaran kedua dijadwalkan akan berlangsung tanggal 16 dan 17 Juni antara kedua calon yang memperoleh suara terbanyak.
Hari Jumat, Ikhwanul Muslimin memprediksi pemilihan putaran kedua itu adalah antara Morsi dan Shafiq. Pemenang pemilu presiden putaran kedua akan diumumkan tanggal 21 Juni.