Mesir melakukan perombakan besar terhadap dinas keamanannya Sabtu (28/10) sebagai reaksi atas serbuan militan di luar Kairo pekan lalu yang menewaskan setidaknya 16 petugas polisi.
Presiden Abdel-Fattah el-Sissi mengganti panglima angkatan bersenjata, sementara Kementerian Dalam Negeri yang bertanggung jawab atas kepolisian, memecat kepala keamanan nasional, beberapa jenderal, dan belasan pimpinan senior yang bertanggung jawab atas daerah di mana baku tembak mematikan itu terjadi.
Langkah itu sudah diduga setelah pejabat-pejabat secara terbuka menyatakan kegagalan intelijen, kurangnya koordinasi, atau ketidakmampuan menyebabkan kekalahan itu, yang terbaru dalam perang yang dilancarkan Mesir terhadap militan Muslim, termasuk kelompok ISIS.
Pasukan keamanan mengumumkan operasi besar di gurun Barat dan daerah-daerah di dekat Kairo dalam beberapa hari ini, dan perusahaan asing dan kedutaan telah lama memperingatkan ekspatriat agar tidak pergi ke tempat-tempat seperti itu, bahkan ke tempat yang tampaknya tenang seperti Oasis Fayoum.
Beberapa hari lalu, pasukan keamanan membunuh 13 militan dalam pertempuran senjata lain di gurun barat, dalam serbuan di lokasi yang diduga tempat persembunyian militan di Provinsi New Valley, wilayah perbatasan dengan Libya yang tidak dijaga.
Serangan minggu lalu yang tampaknya memicu perombakan itu, jelas direncanakan dengan cermat, sehingga juga menewaskan banyak pejabat kontraterorisme, termasuk dua brigadir jenderal polisi. [ka]