Tautan-tautan Akses

Mesir Tembakkan Meriam Berusia Ratusan Tahun Selama Ramadan 


Meriam berusia ratusan tahun, ditembakkan untuk menandai saat berbuka puasa selama bulan suci Ramadan di kompleks benteng di ibu kota Mesir, Kairo, 13 April 2021. (Foto: Ahmed HASAN / AFP)
Meriam berusia ratusan tahun, ditembakkan untuk menandai saat berbuka puasa selama bulan suci Ramadan di kompleks benteng di ibu kota Mesir, Kairo, 13 April 2021. (Foto: Ahmed HASAN / AFP)

Selama bulan Ramadan tahun ini, warga Kairo dapat mendengar dentuman meriam yang sudah berusia berabad-abad setiap subuh dan magrib, yang menandai waktu sahur dan waktu berbuka puasa.

Dengan dimulainya bulan suci Ramadan pada tanggal 13 April lalu, Mesir menembakkan meriam Ramadan atau Midfa Al-Iftar yang sudah berusia ratusan tahun di benteng Salah El-Din yang bersejarah di Kairo untuk pertama kalinya dalam 30 tahun.

Meriam yang ditembakkan terakhir kalinya dari benteng tersebut pada tahun 1992, menjalani program restorasi sebagai bagian dari rencana negara itu untuk mengembangkan situs arkeologi.

Meriam tersebut itu ditembakkan setiap hari selama bulan puasa pada saat matahari terbit dan pada saat matahari terbenam untuk menandai dimulainya dan berakhirnya puasa pada hari itu.

Seseorang pengunjung memotret meriam Ramadan sebelum ditembakkan saat matahari terbenam, menandai saat berbuka puasa selama bulan suci Ramadhan di kompleks benteng di ibu kota Mesir Kairo, 13 April 2021. (Foto: Ahmed HASAN / AFP)
Seseorang pengunjung memotret meriam Ramadan sebelum ditembakkan saat matahari terbenam, menandai saat berbuka puasa selama bulan suci Ramadhan di kompleks benteng di ibu kota Mesir Kairo, 13 April 2021. (Foto: Ahmed HASAN / AFP)

Umat Muslim di ibu kota Mesir itu juga memperlihatkan kegembiraan mereka karena dapat melakukan salat Tarawih tahun ini setelah kebanyakan masjid ditutup pada tahun 2020 karena pandemi virus corona.

Mohammad Abu Hashim, Imam Masjid Zainab, mengatakan, "Tentu saja Anda melihat kegembiraan di wajah orang-orang. Mereka merasa sangat senang tahun ini. Lihatlah bagaimana mereka memasuki masjid, mereka terlihat bahagia. Seperti Anda tahu, karena virus corona, kami tidak dapat datang ke masjid untuk salat Tarawih tahun lalu. Namun syukur kepada Allah SWT, tahun ini kami mendapat kehormatan dari Allah dan dapat melaksanakan Tarawih, dapat berdoa kepada Allah untuk menghilangkan pandemi COVID-19 dari seluruh dunia."

Salat Tarawih di dalam Masjid Al-Azhar pada bulan puasa Ramadan, di kawasan Islam tua Kairo, Mesir, di tengah pandemi COVID-19, 13 April 2021. (REUTERS / Mohamed Abd El Ghany)
Salat Tarawih di dalam Masjid Al-Azhar pada bulan puasa Ramadan, di kawasan Islam tua Kairo, Mesir, di tengah pandemi COVID-19, 13 April 2021. (REUTERS / Mohamed Abd El Ghany)

Hassan Suliman yang datang ke masjid untuk sholat, mengatakan, "Sebelumnya kami biasa salat di rumah, kini kami dapat salat di masjid. Anda dapat merasakan perbedaan ketika salat di rumah Anda dan di masjid. Tentu saja kami merasa sangat bahagia yang tidak ternilai. Ini merupakan bulan ibadah yang kami nantikan dari tahun ke tahun."

Selain ke masjid, umat Islam juga merasa senang karena dapat menikmati kembali camilan manis pada bulan Ramadan. Salah satu camilan itu adalah penganan yang disebut Konafa.

Seorang pelanggan menyiramkan sirup di atas jajanan tradisional "Konafa". (Foto: REUTERS/Raneen Sawafta).
Seorang pelanggan menyiramkan sirup di atas jajanan tradisional "Konafa". (Foto: REUTERS/Raneen Sawafta).

Salah seorang warga Kairo yang membeli Konafa itu adalah Mohammad Salah. Ia mengatakan, "Sebelum Iftar, kami pergi membeli Konafa, Qatayef dan lainnya. Seperti yang Anda tahu, karena situasi pembatasan COVID-19 yang kami hadapi tahun lalu, kami kehilangan suasana dan kegembiraan ini tahun lalu. Kami menunggu Ramadan tahun ini. Alhamdulillah, kami dapat merasakannya dan begitu pula Idul Fitri tahun ini." [lj/uh]

XS
SM
MD
LG