Senator Rob Portman dari negara bagian Ohio adalah salah seorang dari sedikit anggota faksi Republik di Kongres yang secara terbuka menegur Presiden Donald Trump karena meminta presiden baru Ukraina, Volodymyr Zelenskiy akhir Juli lalu untuk menyelidiki pesaing utama Trump dari Partai Demokrat, Joe Biden.
“Presiden seharusnya tidak mengangkat masalah Biden dalam pebicaraan telpon itu. Titik,” ujar Portman kepada suratkabar The Colombus Dispatch hari Senin (7/1). “Tidak pantas bagi presiden untuk melibatkan negara asing dalam penyelidikan lawan politiknya.”
Pandangan Portman itu sangat jarang diantara 252 anggota faksi Republik di Kongres. Untuk memakzulkan dan memecat presiden dari jabatannya, 20 dari 53 senator Republik harus bergabung dengan Demokrat, dan memutuskan untuk memecatnya.
Namun bagi Portman saat ini langkah itu terlalu jauh.
Menurutnya lepas dari perbedaan pandangannya dengan Trump, yang baru-baru ini mendesak Ukraina dan China untuk menyelidiki Biden, ia tidak melihat sikap Trump sebagai pelanggaran yang membuatnya patut dimakzulkan. Sejauh ini Trump telah mendapat dukungan besar dari faksi Republik, tetapi menurut kajian VOA, sebagian kecil anggota faksi itu mendukung penyelidikan karena terus bergulirnya rincian skandal tersebut.
Mantan Menteri Luar Negeri Colin Powell, yang bertugas di era pemerintahan Presiden George W. Bush, baru-baru ini mengecam kebijakan luar negeri Trump dan menyalahkan faksi Republik karena “takut” mengkritisi Trump.
Secara keseluruhan, sekitar 16 tokoh berpengaruh faksi Republik – termasuk Portman dan Powell – telah menyampaikan keprihatinan mereka di hadapan publik tentang sikap Trump atau membela hak faksi Demokrat untuk mendapatkan jawaban tentang upaya Trump meminta bantuan pada beberapa negara untuk menyelidiki Joe Biden dan putranya Hunter, yang memiliki bisnis di Ukraina dan China semasa ayahnya memangku jabatan sebagai wakil presiden. (em/jm)