Amerika Serikat sangat prihatin mengenai kekerasan yang berlangsung di negara bagian Kachin, Burma, dimana pertempuran berlanjut antara militer dan kelompok-kelompok pemberontak meskipun diberlakukan gencatan senjata.
Sebuah pernyataan dari Kedubes Amerika di Yangon, Kamis, mengatakan, militer Burma melanjutkan serangannya di negara bagian yang terletak di Timur Laut Burma itu. Pernyataan itu mengutip laporan-laporan media dan LSM, dan menambahkan bahwa serangan itu mengakibatkan korban jiwa di kalangan sipil dan merusak usaha-usaha untuk mewujudkan rekonsiliasi nasional.
Seorang juru bicara untuk Presiden Thein Sein mengatakan kepada VOA, pernyataan kedubes Amerika itu berat sebelah, dan tidak menyebut apa yang menurut presiden itu serangan para pemberontak Kachin terhadap target-target pemerintah dan sipil.
Pemerintah menyatakan gencatan senjata sepihak mulai berlaku Sabtu lalu. Namun pertempuran-pertemuan sporadis berlanjut. Para saksi mata dan pemberontak mengatakan kepada VOA bahwa pasukan Burma memanfaatkan gencatan senjata sementara itu untuk bergerak maju mendekati posisi-posisi pemberontak.
Sebuah pernyataan dari Kedubes Amerika di Yangon, Kamis, mengatakan, militer Burma melanjutkan serangannya di negara bagian yang terletak di Timur Laut Burma itu. Pernyataan itu mengutip laporan-laporan media dan LSM, dan menambahkan bahwa serangan itu mengakibatkan korban jiwa di kalangan sipil dan merusak usaha-usaha untuk mewujudkan rekonsiliasi nasional.
Seorang juru bicara untuk Presiden Thein Sein mengatakan kepada VOA, pernyataan kedubes Amerika itu berat sebelah, dan tidak menyebut apa yang menurut presiden itu serangan para pemberontak Kachin terhadap target-target pemerintah dan sipil.
Pemerintah menyatakan gencatan senjata sepihak mulai berlaku Sabtu lalu. Namun pertempuran-pertemuan sporadis berlanjut. Para saksi mata dan pemberontak mengatakan kepada VOA bahwa pasukan Burma memanfaatkan gencatan senjata sementara itu untuk bergerak maju mendekati posisi-posisi pemberontak.