Amerika Serikat dan Inggris telah mengumumkan sebuah kemitraan baru untuk mendorong pendidikan remaja perempuan, terutama di negara yang terkena dampak konflik dan krisis.
Selama kunjungan Michelle Obama ke London, dua negera tersebut mengumumkan kemitraan baru untuk meningkatkan kualitas hidup di seluruh dunia dengan cara membantu anak perempuan untuk mendapatkan pendidikan.
Di sebuah diskusi mengenai pendidikan bagi perempuan pada hari Selasa (16/6) di Mulberry School di London, Obama mengatakan inisiatif tersebut dimaksudkan untuk menarget 62 juta perempuan di seluruh dunia yang tidak dapat mencapai potensi mereka karena tidak mengenyam pendidikan.
Kedua negara tersebut mengumumkan pada hari Selasa bahawa mereka akan menyumbang hingga $180 juta sepanjang lima tahun mendatang untuk pendidikan anak perempuan di Republik Demokratik Kongo. Gedung Putih telah mengumumkan dalam sebuah pernyataan bahawa inisiatif tersebut akan membantu Kongo untuk pulih dari “kesulitan yang signifikan” yang telah berlangsung beberapa tahun, merujuk kekerasan konflik politik yang meningkat selama bertahun-tahun.
Keterangan dari Gedung Putih mengatakan bahwa program tersebut diharapkan dapat membantu lebih dari 755.000 perempuan antara usia 10 dan 18 selama lima tahun ke depan. Program tersebut dirancang untuk membantu mendaftarkan anak-anak yang belum terdaftar di sekolah dan untuk memotivasi orang tua dan komunitas mereka untuk mendukung anak perempuan tetap bersekolah serta meningkatkan kualitas materi dan metode pengajaran.
Keterangan dari Gedung Putih itu juga menyoroti Sierra Leone dan Liberia sebagai target untuk inisiatif pendidikan anak perempuan.
Pendukung program tersebut mengatakan bahwa membantu anak perempuan mendapatkan pendidikan yang berkualitas, dapat meningkatkan peluang mereka untuk mendapatkan upah yang layak, menghidupi keluarga yang sehat, maupun meningkatkan kualitas hidup bagi keluarga dan komunitas. Gedung Putih mengatakan bahwa pendidikan juga berhubungan dengan pernikahan dan persalinan pada usia yang tidak terlalu muda, kematian ibu dan bayi yang lebih rendah dan tingkat penularan HIV/AIDS yang lebih rendah.