Kapal penyelamat yang mengangkut 87 migran Afrika yang diselamatkan di Laut Tengah, Kamis (9/8), telah berlabuh di pelabuhan Algeciras, Spanyol Selatan, namun tanpa sambutan seperti yang diterima kelompok-kelompok migran sebelumnya.
Para pengamat migrasi mengatakan, perlakuan itu muncul menyusul situasi politik di negara itu yang mulai menunjukkan ketegangan menyusul peningkatan para pendatang itu.
Kapal yang dioperasikan kelompok bantuan Spanyol "Proactiva Open Arms" tersebut kebanyakan membawa pengungsi perang Sudan, termasuk 12 anak-anak, yang diselamatkan di lepas pantai Libya, 2 Agustus lalu. Spanyol mengizinkan kapal itu merapat di pelabuhannya setelah negara-negara Eropa lain, yang secara geogarfis lebih dekat, menolaknya.
Pemerintah Sosialis Kiri Tengah, yang berkuasa sejak dua bulan lalu, memberi perlakuan yang adil terhadap para migran sebagai salah satu kebijakan utamanya.
Juni lalu, Spanyol mengumumkan akan menempatkan hak rakyatnya terlebih dahulu dalam kebijakan-kebijakan migrasinya. Namun pada kenyataannya, negara itu terus menerima kedatangan para migran baru.
Pada bulan yang sama, Spanyol menerima kedatangan kapal penyelamat Aquarius yang mengangkut 630 migran setelah Malta dan Italia menolaknya. Juli lalu, Spanyol juga menampung kedatangan 60 migran di Barcelona.
Sikap pemerintah baru yang lunak itu banyak dikecam masyarakat namun disambut banyak kelompok HAM. Pemerintah baru Spanyol adalah pemerintah minoritas karena hanya menguasai 84 dari 350 kursi yang tersedia di majelis rendah parlemen. [ab/uh]