Migran dari Amerika Selatan atau Latin menyeberangi Rio Grande adalah pemandangan yang biasa. Tetapi belakangan ini, migran China juga melakukan upaya berbahaya yang sama, melintasi sungai yang memisahkan Meksiko dari Amerika Serikat tersebut.
Jumlah migran China yang melintasi perbatasan Amerika-Meksiko meningkat tajam. Menurut Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan Amerika, hampir 10.000 berjalan dan menyeberang dari Oktober hingga April. Pada tahun fiskal 2022, jumlah mereka sekitar 2.000.
Seorang dari migran itu tidak mau menyebut nama karena takut akan pembalasan terhadap keluarganya di China. Ia hanya memberi tahu nama belakangnya, Jin. Ia adalah buruh bangunan dan kesulitan secara finansial. Ia menempuh perjalanan 42 hari melalui Amerika Selatan ke Amerika Serikat.
“Perjalanan ini sangat sulit. Kaki semua orang melepuh. Secara emosional dan fisik, perjalanan ini sangat melelahkan,” ungkapnya.
Banyak migran China menempuh rute serupa. Mereka terbang ke Turki, kemudian ke Ekuador yang kebijakan visanya relatif longgar. Dari sana, mereka berjalan atau naik bus melewati Amerika Selatan dan Amerika Tengah ke perbatasan Amerika-Meksiko. Sebagian membayar pemandu untuk perjalanan itu. Sebagian lain rajin bertanya soal arah.
Dalam tanggapan tertulis atas permintaan VOA, Kedutaan Besar China mengatakan, “Pemerintah selalu menentang imigrasi ilegal dan menerapkan berbagai langkah guna mencegah migrasi ilegal.”
VOA Mandarin mengambil video suasana dan migran China di perbatasan Amerika-Meksiko. Video tersebut viral di media sosial China, Weibo. Melihat video itu, mantan pemimpin redaksi Global Times, surat kabar milik pemerintah China, menulis: “China sedang berkembang pesat, dan kini sebagian besar orang China tidak perlu mengambil risiko berenang menyeberangi sungai perbatasan.”
Organisasi bantuan, Catholic Charities of the Rio Grande Valley, mengatakan sekitar sebulan lalu, setiap hari sekitar 100 migran China tiba di tempat penampungan di Texas. Di antara mereka adalah Xun Zhang, asal Shanghai, yang melakukan perjalanan bersama istri dan putrinya. Ia menggunakan nama samaran, takut akan pembalasan dari pemerintah China.
“Semua orang di China tahu, pemerintah kami terlalu kuat dan terlalu mengontrol,” ujar Xun.
Sebagian migran itu mengungkapkan bahwa mereka mendengar tentang rute Amerika Selatan melalui unggahan di Douyin, TikTok versi China. Mereka yang telah melakukan perjalanan membeberkan apa yang harus dibawa, ke mana untuk naik bus, dan di mana mendapatkan makanan dan kamar mandi.
Banyak dari migran ini mengatakan bahwa mereka berencana melanjutkan perjalanan ke New York atau California, di mana banyak orang Tionghoa tinggal. Dan mereka siap menghadapi tantangan bertahan hidup di negeri baru. [ka/lt]
Forum