NAIROBI —
Minggu ini, kelompok militan al-Shabab menyerang pos militer di Pegunungan Galgala di Puntland, menewaskan sedikitnya 10 tentara, dalam salah satu serangan paling hebat yang dilakukan kelompok itu dalam beberapa bulan terakhir.
Serangan itu menggarisbwahi meningkatnya kehadiran al-Shabab di Somalia timur laut dan ancaman keamanan nyata yang dilakukan oleh kelompok militan itu.
Setelah dikalahkan oleh pasukan Uni Afrika, Ethiopia, dan Kenya di selatan, dan dipukul mundur dari wilayah perdagangan Kismayo bulan Oktober, kelompok militan itu katanya mencari perlindungan di kawasan Puntland yang berpegunungan.
Abdullah Ali Barre, pebisnis dan politisi dari Puntland, mengatakan pemerintah daerah tidak punya kemampuan militer untuk menghadapi kelompok militan di wilayah itu.
Laporan kelompok pemantau PBB mengenai Somalia yang dikeluarkan awal tahun ini menyebutkan al-Shabab menggabungkan kekuatan mereka dengan milisi-milisi setempat di Puntland dan mendapat bantuan keuangan serta logistik dari para pebisnis setempat.
Ali Abdullahi, Ketua Partai Keadilan dan Pembangunan Somalia sekaligus tokoh politik berpengaruh di Puntland, juga menuduh Dinas Intelijen Puntland (PIS) yang dilatih Amerika juga bersekongkol dengan al-Shabab.
Ia mengatakan, “Jadi, saya rasa ini adalah isu yang harus diperhatikan Amerika, terutama yang menyangkut bagaimana PIS didanai untuk melakukan operasi-operasinya, dan bagaimana uang itu digunakan , dan ke mana peralatan itu disalurkan , karena orang-orang yang bertempur baru-baru ini di Pegunungan Galgala menggunakan kaca mata khusus untuk melihat dalam gelap, darimana mereka mendapat peralatan ini?”
Berita-berita bahwa al-Shabab menggunakan kaca mata khusus itu atau bahwa mereka bekerja sama dengan PIS tidak bisa dikukuhkan secara independen.
Misi penjaga perdamaian Uni Afrika di Somalia, AMISOM, yang diyakini menciptakan keamanan di Mogadishu dan bagian-bagian lain negara itu, akan melatih Tentara Nasional Somalia bulan depan.
Namun, seperti ditunjukkan dengan adanya serangan baru-baru ini di Puntland dan di kota Jowhar di luar ibukota oleh al-Shabab, kelompok itu tetap merupakan ancaman keamanan yang serius.
Serangan itu menggarisbwahi meningkatnya kehadiran al-Shabab di Somalia timur laut dan ancaman keamanan nyata yang dilakukan oleh kelompok militan itu.
Setelah dikalahkan oleh pasukan Uni Afrika, Ethiopia, dan Kenya di selatan, dan dipukul mundur dari wilayah perdagangan Kismayo bulan Oktober, kelompok militan itu katanya mencari perlindungan di kawasan Puntland yang berpegunungan.
Abdullah Ali Barre, pebisnis dan politisi dari Puntland, mengatakan pemerintah daerah tidak punya kemampuan militer untuk menghadapi kelompok militan di wilayah itu.
Laporan kelompok pemantau PBB mengenai Somalia yang dikeluarkan awal tahun ini menyebutkan al-Shabab menggabungkan kekuatan mereka dengan milisi-milisi setempat di Puntland dan mendapat bantuan keuangan serta logistik dari para pebisnis setempat.
Ali Abdullahi, Ketua Partai Keadilan dan Pembangunan Somalia sekaligus tokoh politik berpengaruh di Puntland, juga menuduh Dinas Intelijen Puntland (PIS) yang dilatih Amerika juga bersekongkol dengan al-Shabab.
Ia mengatakan, “Jadi, saya rasa ini adalah isu yang harus diperhatikan Amerika, terutama yang menyangkut bagaimana PIS didanai untuk melakukan operasi-operasinya, dan bagaimana uang itu digunakan , dan ke mana peralatan itu disalurkan , karena orang-orang yang bertempur baru-baru ini di Pegunungan Galgala menggunakan kaca mata khusus untuk melihat dalam gelap, darimana mereka mendapat peralatan ini?”
Berita-berita bahwa al-Shabab menggunakan kaca mata khusus itu atau bahwa mereka bekerja sama dengan PIS tidak bisa dikukuhkan secara independen.
Misi penjaga perdamaian Uni Afrika di Somalia, AMISOM, yang diyakini menciptakan keamanan di Mogadishu dan bagian-bagian lain negara itu, akan melatih Tentara Nasional Somalia bulan depan.
Namun, seperti ditunjukkan dengan adanya serangan baru-baru ini di Puntland dan di kota Jowhar di luar ibukota oleh al-Shabab, kelompok itu tetap merupakan ancaman keamanan yang serius.