Seorang pelaku serangan bom bunuh diri yang menewaskan 101 orang di sebuah masjid di barat laut Pakistan pekan ini menyamar dengan seragam polisi dan tidak menimbulkan kecurigaan di kalangan penjaga, kata kepala polisi Provinsi Khyber Pakhtunkhwa, Kamis (2/2).
Moazzam Jah Ansari mengatakan pengebom itu telah diidentifikasi dan polisi hampir menangkap para anggota jaringan yang berada di balik serangan pada Senin (30/1), salah satu yang paling mematikan di Peshawar, Ibu Kota Provinsi Khyber Pakhtunkhwa. “Kami akan membalas kematian setiap polisi,” kata Ansari dalam konferensi pers.
Ledakan bom itu meruntuhkan atap masjid berusia 50 tahun tersebut, menewaskan 101 orang, kebanyakan polisi. Dua ratus dua puluh lima orang terluka.
Ansari berbicara sehari setelah puluhan polisi dalam aksi yang jarang terjadi bergabung dengan pawai perdamaian yang diselenggarakan oleh sebuah anggota kelompok masyarakat sipil di Peshawar, menuntut perlindungan bagi diri mereka sendiri.
Beberapa jam setelah pengeboman, Menteri Pertahanan Pakistan Khawaja Mohammad Asif menuduh Taliban Pakistan, yang dikenal dengan akronim TTP, melakukan serangan tersebut, dengan mengatakan bahwa mereka beroperasi dari wilayah tetangga, Afghanistan. Pakistan ingin Taliban Afghanistan mengambil tindakan terhadap kelompok TTP itu.
Tak lama setelah pengeboman, seorang komandan TTP mengaku bertanggung jawab atas serangan itu. Namun, lebih dari 10 jam setelah serangan itu, juru bicara utama kelompok tersebut membantah mendalangi pembantaian itu, dengan mengatakan bahwa menyerang masjid bukanlah kebijakan mereka.
Namun, menteri luar negeri Afghanistan yang ditunjuk Taliban, Rabu (2/2), meminta pihak berwenang Pakistan untuk mencari tahu penyebab kekerasan militan di negaranya sendiri, dan tidak menyalahkan Afghanistan. Komentar dari Amir Khan Muttaqi itu muncul setelah para pejabat Pakistan mengatakan para penyerang yang mendalangi bom bunuh diri pada Senin menggunakan tanah Afghanistan untuk menarget warga sipil dan pasukan keamanan.
Lebih dari 300 jemaah sedang salat di masjid itu ketika pelaku bom meledakkan rompi peledaknya. Ansari mengatakan penyerang tidak digeledah karena penjaga mengira ia adalah salah satu rekan mereka.
“Ya, saya mengakui bahwa itu adalah kesalahan keamanan dan saya bertanggung jawab untuk itu,” kata Ansari.
PM Pakistan Shahbaz Sharif mengunjungi sebuah rumah sakit di Peshawar setelah pengeboman dan menjanjikan “tindakan tegas'' terhadap mereka yang berada di balik serangan itu. Pakistan, yang sebagian besar Muslim Sunni, mengalami lonjakan serangan militan sejak November ketika Taliban Pakistan mengakhiri gencatan senjata dengan pasukan pemerintah. Kekerasan meningkat di Pakistan sejak Taliban Afghanistan merebut kekuasaan di negara tetangga, Afghanistan, pada Agustus 2021 sewaktu pasukan AS dan NATO ditarik keluar dari negara itu setelah perang selama 20 tahun.
TTP terpisah dari sekutu dekat Taliban Afghanistan. [ab/uh]
Forum