Pejabat militer senior Amerika mengatakan, kemajuan mengesankan terjadi dalam kerjasama dengan sekutu NATO-nya, Turki di Suriah timur laut. Tetapi Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan memperingatkan Turki akan mengambil tindakan unilateral terhadap sekutu Washington yang penting di Suriah kalau tuntutan keamanan Turki tidak dipenuhi pada akhir bulan ini.
“Saya terkesan dengan apa yang dicapai oleh Pusat Operasi Gabungan atau CJOC dalam kurun waktu sedemikian pendeknya, kata Brigadir Jenderal Christian Wortman ketika memberi briefing kepada jurnalis.
“Saya ingin mengucapkan selamat kepada sekutu Turki kami atas tingkat profesionalisme mereka yang tinggi,” tambahnya.
CJOC berbasis di provinsi Sanliurfa, Turki, berbatasan dengan Suriah. Pusat komando itu dibentuk berdasarkan sebuah persetujuan pada Agustus antara jenderal-jenderal Amerika dan Turki guna menciptakan apa yang oleh Washington disebut sebagai “mekanisme keamanan,” dan apa yang oleh Ankara disebut sebagai “zona aman” di Suriah timur laut.
Ankara mengklaim, zona itu perlu guna melindungi perbatasannya dari milisi Kurdi Suriah atau YPG, yang oleh Turki dianggap sebagai teroris dan terkait dengan pembrontakan di dalam negeri Turki. YPG juga merupakan sekutu utama dalam perang yang dipimpin Washington untuk melawan ISIS.
“Maksud dari mekanisme keamanan ini adalah untuk menanggapi keprihatinan keamanan Turki dan melestarikan kondisi untuk meneruskan kerjasama mengalahkan ISIS, sementara membina kondisi yang mengurangi risiko kekerasan dan ketidak-stabilan yang akan merugikan semua pihak,” kata Wortman, yang menjabat sebagai direktur CJOC.
Pada Rabu Erdogan sekali lagi mengecam absennya kemajuan, dan menegaskan kembali ultimatumnya kepada Washington.
“Kami akan mulai melaksanakan rencana kami dalam dua minggu apabila tidak ada hasil dari kerja sama dengan Amerika sehubungan pembentukan zona aman,” katanya.
Washington minta agar Turki bersabar.
“Saya bisa beritahu Anda Amerika berkomitmen penuh menanggapi keprihatinan keamanan Turki,” kata Wortman. “Ini merupakan lingkungan sangat kompleks, jadi implementasi akan butuh waktu.”
Analis mengatakan, Amerika dan Turki masih belum mencapai kesepakatan seputar rincian dari pengaturan keamanan itu. Erdogan ingin membentuk sebuah zona yang dikendalikan Turki sejauh 40 kilometer ke dalam wilayah Suriah timur laut. Laporan menunjukkan Washington hanya menyepakati sebuah kawasan kendali yang lebih kecil. (jm/ii)