Militer Filipina hari Sabtu melancarkan serangan terhadap sempalan kelompok gerilyawan Muslim yang menentang kesepakatan damai dan telah mengklaim bertanggungjawab atas serangkaian serangan bom baru-baru ini yang melukai tujuh tentara di Filipina Selatan.
Kolonel Dickson Hermoso dari Divisi Infantri ke-6 Militer Filipina mengatakan pertempuran terjadi Sabtu dini hari antara militer dan Gerakan Pembebasan Islam Bangsa Moro di propinsi Cotabato Utara.
Kelompok itu meledakkan sebuah bom pinggir jalan hari Rabu di dekat propinsi Maguindanao, yang melukai tujuh tentara. Kelompok ini mengingatkan akan kemungkinan serangan lain. Gerakan Pembebasan Islam Bangsa Moro adalah sempalan dari kelompok Pembebasan Islam Moro MILF yang telah menandatangani perjanjian perdamaian pendahuluan dengan pemerintah Filipina.
Gubernur Cotabato Utara Emmylou Mendoza mengatakan sekitar dua ribu orang mengungsi dari rumah mereka karena khawatir terjebak pertempuran.
Serangan serupa dilancarkan sebelumnya terhadap kelompok Abu Sayaf yang terkait al-Qaida di propinsi Basilan, untuk menghentikan para militan memproduksi bom yang digunakan dalam serangan di kota-kota Filipina Selatan. Sedikitnya seorang tentara dan tujuh militan tewas dalam pertempuran di Basilan hari Kamis lalu.
Kelompok Abu Sayyaf dikenal karena kerap melakukan serangan bom, menculik demi uang tebusan dan memenggal kepala korban. Amerika dan Eropa memasukkan kelompok ini dalam daftar organisasi teror.
Beberapa serangan bom dalam dua pekan terakhir di Filipina Selatan telah menewaskan 16 orang dan melukai 100 lainnya.
Kolonel Dickson Hermoso dari Divisi Infantri ke-6 Militer Filipina mengatakan pertempuran terjadi Sabtu dini hari antara militer dan Gerakan Pembebasan Islam Bangsa Moro di propinsi Cotabato Utara.
Kelompok itu meledakkan sebuah bom pinggir jalan hari Rabu di dekat propinsi Maguindanao, yang melukai tujuh tentara. Kelompok ini mengingatkan akan kemungkinan serangan lain. Gerakan Pembebasan Islam Bangsa Moro adalah sempalan dari kelompok Pembebasan Islam Moro MILF yang telah menandatangani perjanjian perdamaian pendahuluan dengan pemerintah Filipina.
Gubernur Cotabato Utara Emmylou Mendoza mengatakan sekitar dua ribu orang mengungsi dari rumah mereka karena khawatir terjebak pertempuran.
Serangan serupa dilancarkan sebelumnya terhadap kelompok Abu Sayaf yang terkait al-Qaida di propinsi Basilan, untuk menghentikan para militan memproduksi bom yang digunakan dalam serangan di kota-kota Filipina Selatan. Sedikitnya seorang tentara dan tujuh militan tewas dalam pertempuran di Basilan hari Kamis lalu.
Kelompok Abu Sayyaf dikenal karena kerap melakukan serangan bom, menculik demi uang tebusan dan memenggal kepala korban. Amerika dan Eropa memasukkan kelompok ini dalam daftar organisasi teror.
Beberapa serangan bom dalam dua pekan terakhir di Filipina Selatan telah menewaskan 16 orang dan melukai 100 lainnya.