Seorang jurnalis video The Associated Press diajak melihat terowongan dan senjata di dalam Rumah Sakit Al Shifa di Gaza, yang menurut tentara Israel adalah milik Hamas dan digunakan untuk menyandera.
Tentara Israel menunjukkan kepada sekelompok jurnalis asing yang diberi akses langka ke dalam wilayah kantong yang dikepung Israel itu sebuah tempat yang tampak seperti asrama bawah tanah.
Puluhan tentara mengawal para wartawan melalui terowongan batu sempit, yang menurut militer Israel membentang sepanjang 150 meter, menuju serangkaian bunker bawah tanah di bawah RS Al Shifa di Kota Gaza yang hancur.
Tempat tinggal yang dilengkapi AC, dapur, kamar mandi dan sepasang dipan logam di ruangan yang terbuat dari ubin putih berkarat itu tampak sudah tidak dipakai.
Militer Israel, yang berusaha mendapatkan bukti atas klaimnya bahwa Hamas telah menggunakan terowongan di bawah RS Al Shifa sebagai pusat komando, menggambarkan tempat persembunyian bawah itu sebagai penemuan paling penting yang pernah mereka temukan.
Hamas dan pengelola RS Al Shifa telah membantah tuduhan Israel tersebut. Mereka menyebut Israel secara serampangan mengebom rumah sakit dan infrastruktur sipil lain, yang merupakan sebuah kejahatan perang.
“Rumah Sakit Shifa adalah rumah sakit terbesar di Gaza, dan ini juga merupakan fasilitas teror terbesar millik Hamas,” kata Daniel Hagari, kepala juru bicara militer Israel, di sela-sela bunyi serangan bom di dekat lokasi tersebut. “Komandan battalion Hamas melakukan komando dan pengendalian, serta menembakkan roket dari sini.”
The Associated Press tidak dapat memverifikasi secara independen klaim Hagari tentang rumah sakit tersebut. AP diizinkan masuk ke Gaza melalui sebuah perjalanan yang dikendalikan dengan ketat oleh pihak militer Israel.
Syarat agar dapat mengikuti perjalanan itu adalah setuju untuk menyerahkan materi liputan kepada pihak sensor militer Israel, yang dilakukan oleh AP.
Israel telah menjadikan RS Al Shifa sebagai target utamanya di Kota Gaza, dengan alasan bahwa Hamas menggunakan kompleks itu dan tempat-tempat sensitif lainnya, seperti sekolah dan masjid, sebagai kedok operasi militernya. Serangan udara Israel yang tak pernah berhenti, ditambah invasi darat yang menghancurkan, telah meratakan seluruh kawasan tersebut, merobohkan puluhan ribu rumah dan menewaskan lebih dari 11.000 warga Palestina di Gaza sejak Hamas melancarkan serangan dadakan mereka ke Israel selatan pada 7 Oktober lalu.
Dengan tekad menggulingkan penguasa Hamas, Israel menggambarkan banyaknya korban sebagai harga tak terelakkan yang harus dibayar untuk memerangi militan yang menggunakan warga sipil sebagai perisai manusia dan menembakkan roket dari lingkungan yang padat penduduk.
Tentara Israel menunjukkan kepada kelompok wartawan asing persenjataan yang mereka klaim ditemukan di RS Al Shifa, termasuk lusinan senapan serbu AK-47, 20 granat dan sejumlah drone yang diduga diterjunkan ke medan perang. Hagari mengatakan, senjata-senjata itu hanya contoh kecil dari sekian banyak senjata yang ditemukan tentara saat menggeledah kompleks rumah sakit tersebut.
Militer Israel juga mengatakan bahwa RS Al Shifa menampung sebagian dari 240 sandera, baik warga Israel maupun asing, yang diculik militan Hamas dari Israel selatan dalam serangan mereka dan dibawa ke Gaza. [rd/rs]
Forum