Militer Korea Selatan dan AS memulai latihan musim semi mereka, Senin (4/3) dengan jumlah tentara yang bergabung dua kali lipat dibandingkan dengan jumlah tahun lalu, karena kedua sekutu tersebut berupaya untuk lebih baik lagi dalam menangkis ancaman nuklir dan rudal Korea Utara yang meningkat.
Latihan Freedom Shield atau Perisai Kebebasan, yang akan berakhir pada 19 Maret, berlangsung sementara Korea Utara terus mengembangkan kemampuan nuklirnya dengan uji coba rudal dan berbagai senjata lainnya. Ini juga akan menjadi latihan yang pertama sejak Pyongyang membatalkan pakta militer antar-Korea 2018 pada November lalu.
Kepala Staf Gabungan Korea Selatan pekan lalu mengatakan latihan itu terutama ditujukan untuk menetralisir ancaman nuklir Korea Utara, termasuk dengan “mengidentifikasi dan menyerang” rudal jelajah, yang telah diindikasikan oleh Pyongyang dapat membawa hulu ledak nuklir.
Kantor berita Korea Selatan Yonhap melaporkan bahwa aset-aset strategis Amerika seperti kapal induk dan bomber mungkin berpartisipasi dalam latihan itu.
Angkatan udara kedua negara juga memulai latihan tahunan tingkat batalion mereka selama lima hari kata kementerian pertahanan Korea Selatan hari Senin.
Pyongyang telah bereaksi dengan marah terhadap latihan yang dilakukan kedua negara bersekutu itu, menyebutnya sebagai latihan untuk perang nuklir. Seoul dan Washington mengatakan latihan itu bersifat defensif dan merupakan tanggapan terhadap ancaman Korea Utara. [uh/ab]
Forum