Tautan-tautan Akses

Militer Myanmar Tangkap 2 Wartawan yang ‘Ramah’ terhadap Junta


Seorang wartawan dan petugas kepolisian mengambil gambar satu sama lain dalam aksi protes menentang kudeta militer di Yangon, Myanmar, pada 23 Februari 2021. (Foto: Reuters/Stringer)
Seorang wartawan dan petugas kepolisian mengambil gambar satu sama lain dalam aksi protes menentang kudeta militer di Yangon, Myanmar, pada 23 Februari 2021. (Foto: Reuters/Stringer)

Pemerintah militer Myanmar, yang sejak merebut kekuasaan tahun lalu telah menindak media independen, menangkap dua jurnalis yang bekerja untuk perushaan media yang bersimpati terhadap junta. Demikian kabar tersebut disampaikan seorang reporter yang mengetahui situasi mereka dan menurut sebuah laporan berita pada Rabu (23/11).

Kedua wartawan itu ditangkap minggu lalu begitu selesai mengikuti konferensi pers di Kementerian Informasi di ibu kota Myanmar, Naypyitaw, kata wartawan itu. Narasumber tidak mau namanya disebut karena takut bhawa ia juga akan ditangkap.

Win Oo, editor New History for People, yang biasanya mengunggah video di YouTube, dan Zaw Min Oo, editor Dae Pyaw, atau "Tell Forthrightly," sebuah media berita online kecil, diyakini adalah jurnalis pertama yang ditangkap walaupun mewakili media yang bersimpati kepada pihak militer yang berkuasa. Belum ada laporan resmi tentang penangkapan mereka, yang tampaknya terkait dengan pertanyaan yang diajukan pada saat konferensi pers berlangsung dan mungkin mengganggu pihak berwenang.

Sejak menggulingkan pemerintahan terpilih Aung San Suu Kyi tahun lalu, pemerintah militer telah menutup hampir semua media yang kritis dan menangkap hampir 150 wartawan, penerbit dan eksekutif media. Lebih dari 50 di antaranya masih ditahan hingga kini, dan kebanyakan dari mereka ditangkap atas tuduhan menghasut karena diduga menimbulkan ketakutan, menyebar berita bohong, atau menghasut massa untuk melawan pegawai pemerintah.

Kementerian Informasi yang dikelola militer biasanya mengadakan konferensi pers setidaknya sebulan sekali dan jurnalis dari sekitar 20 media rutin hadir. Sangat sedikit dari mereka yang hadir yang mengajukan pertanyaan sulit, dan sangat sedikit jurnalis dari sejumlah kecil media independen yang masih beroperasi secara legal menghadiri konferensi pers tersebut.

Win Oo ditangkap karena empat kali menyebut Aung San Suu Kyi sebagai "Amay Suu," atau "Ibu Suu." Sebutan tersebut merupakan panggilan hormat dari para pendukung Suu Kyi. Ia juga meminta Suu Kyi dibebaskan bersama sejumlah wartawan lainnya sebelum ia mengajukan pertanyaan mengenai kenaikan harga komoditas. [ka/rs]

Forum

Recommended

XS
SM
MD
LG