ABUJA —
Pasukan keamanan Nigeria di negara bagian Adamawa Selasa (13/8) mengumumkan bahwa mereka telah menewaskan Abubakar Zakaria Ya’u dan Muhammed Bama dalam kontak senjata. Kedua laki-laki itu – menurut pasukan keamanan - adalah pemimpin-pemimpin kelompok militan Boko Haram yang sedang dicari.
Tetapi dalam konferensi pers Kamis di kota Maiduguri, basis asli kelompok Boko Haram, Letkol Sagir Musa mengatakan Momodu Bama – julukan warga lokal untuk Muhammed Bama – tidak tewas di Adamawa tetapi di negara bagian Borno.
Musa mengatakan Bama adalah wakil Abubakar Shekau dan menyebutnya sebagai pembunuh yang “kejam dan tidak berperasaan” yang merencanakan operasi-operasi “teroris”. Ia menambahkan Bama tewas bersama ayahnya, Abatcha Flatari – ketika anggota-anggota Boko Haram menyerang sebuah pangkalan militer di kota Bama. Hampir 55 polisi dan tentara tewas dalam pertempuran di pangkalan yang sama awal Mei lalu.
Seminggu setelah serangan itu, Presiden Nigeria Goodluck Jonathan memberlakukan status darurat di negara bagian Borno, Adamawa dan Yobe, serta mengirim ribuan tentara untuk melancarkan serangan. Kemudian militer mengatakan telah membunuh atau menangkap ratusan anggota Boko Haram dan merebut kembali kawasan yang tadinya dikuasai Boko Haram.
Tetapi sebagaimana Elizabeth Donnelly dari Program Afrika di Catham House, institusi kebijakan yang bermarkas di London, sulit mengetahui siapa yang sesungguhnya menang dalam hal ini.
Struktur kepemimpinan Boko Haram juga tidak jelas, ujarnya, karena ada beberapa orang yang mengklaim sebagai pemimpin, namun kemudian dibantah oleh Abubakar Shekau yang memposisikan dirinya sendiri sebagai pemimpin tertinggi.
Pejabat-pejabat negara bagian Borno mengatakan Flatari, ayah Bama, juga tewas dalam pertempuran di pangkalan militer itu. Mereka mengatakan Flatari adalah salah seorang “penasihat spiritual” kelompok itu dan menuduhnya telah mengajar ekstrimisme kekerasan kepada anak-anak yang diculik.
Dalam pemberontakan selama hampir empat tahun ini, Boko Haram telah dipersalahkan atas ribuan kematian akibat serangan terhadap gereja, masjid, sekolah, kantor media, gedung pemerintah, bank dan markas lokal PBB.
Kelompok-kelompok HAM mengatakan pasukan keamanan juga telah menewaskan ratusan orang dalam pertempuran melawan Boko Haram dan mereka tampaknya seringkali menembak terlebih dahulu sebelum menangkap seseorang.
Tetapi dalam konferensi pers Kamis di kota Maiduguri, basis asli kelompok Boko Haram, Letkol Sagir Musa mengatakan Momodu Bama – julukan warga lokal untuk Muhammed Bama – tidak tewas di Adamawa tetapi di negara bagian Borno.
Musa mengatakan Bama adalah wakil Abubakar Shekau dan menyebutnya sebagai pembunuh yang “kejam dan tidak berperasaan” yang merencanakan operasi-operasi “teroris”. Ia menambahkan Bama tewas bersama ayahnya, Abatcha Flatari – ketika anggota-anggota Boko Haram menyerang sebuah pangkalan militer di kota Bama. Hampir 55 polisi dan tentara tewas dalam pertempuran di pangkalan yang sama awal Mei lalu.
Seminggu setelah serangan itu, Presiden Nigeria Goodluck Jonathan memberlakukan status darurat di negara bagian Borno, Adamawa dan Yobe, serta mengirim ribuan tentara untuk melancarkan serangan. Kemudian militer mengatakan telah membunuh atau menangkap ratusan anggota Boko Haram dan merebut kembali kawasan yang tadinya dikuasai Boko Haram.
Tetapi sebagaimana Elizabeth Donnelly dari Program Afrika di Catham House, institusi kebijakan yang bermarkas di London, sulit mengetahui siapa yang sesungguhnya menang dalam hal ini.
Struktur kepemimpinan Boko Haram juga tidak jelas, ujarnya, karena ada beberapa orang yang mengklaim sebagai pemimpin, namun kemudian dibantah oleh Abubakar Shekau yang memposisikan dirinya sendiri sebagai pemimpin tertinggi.
Pejabat-pejabat negara bagian Borno mengatakan Flatari, ayah Bama, juga tewas dalam pertempuran di pangkalan militer itu. Mereka mengatakan Flatari adalah salah seorang “penasihat spiritual” kelompok itu dan menuduhnya telah mengajar ekstrimisme kekerasan kepada anak-anak yang diculik.
Dalam pemberontakan selama hampir empat tahun ini, Boko Haram telah dipersalahkan atas ribuan kematian akibat serangan terhadap gereja, masjid, sekolah, kantor media, gedung pemerintah, bank dan markas lokal PBB.
Kelompok-kelompok HAM mengatakan pasukan keamanan juga telah menewaskan ratusan orang dalam pertempuran melawan Boko Haram dan mereka tampaknya seringkali menembak terlebih dahulu sebelum menangkap seseorang.