Tautan-tautan Akses

Minat Nikah di China Turun Selama Sembilan Bulan Pertama 2024


Upacara pernikahan massal di Rugao, Provinsi Jiangsu, China, 20 Mei 2020. (Foto: China Daily via Reuters)
Upacara pernikahan massal di Rugao, Provinsi Jiangsu, China, 20 Mei 2020. (Foto: China Daily via Reuters)

Meningkatnya ketidakpastian ekonomi dan tingginya biaya hidup di China membuat banyak pasangan muda menunda pernikahan.

China, yang terus menerapkan kebijakan untuk mengatasi penurunan jumlah penduduknya, mengalami penurunan pendaftaran pernikahan selama sembilan bulan pertama 2024, menurut data resmi Kementerian Urusan Sipil.

Selama sembilan bulan pertama tahun ini, sebanyak 4,747 juta pasangan terdaftar di seluruh China, menunjukkan penurunan sebesar 943.000 dibandingkan tahun lalu, menurut perhitungan data Reuters.

Pemerintah merilis data terbaru pada Jumat (31/10).

Selama sembilan bulan pertama 2023, tercatat 5,690 juta pendaftaran pernikahan, naik dibandingkan dengan 2022.

Meningkatnya ketidakpastian ekonomi dan tingginya biaya hidup di China membuat banyak pasangan muda menunda pernikahan, sebuah fenomena yang menjadi perhatian pemerintah yang terus mendorong pertumbuhan populasi yang menurun.

China baru-baru ini mengamandemen rancangan undang-undang untuk mempermudah pasangan mendaftarkan pernikahan, tetapi mempersulit perceraian.

Menurut data, selama tiga kuartal pertama 2024, tercatat 1,967 juta perceraian, turun tipis sebanyak 6.000 perceraian secara tahunan.

Awal tahun ini, angka kelahiran China anjlok selama dua tahun berturut-turut sehingga mendorong pemerintah untuk meluncurkan proyek dan inisiatif di kota-kota besar. Inisiatif itu diharapkan akan mendorong generasi muda untuk menikah dan melahirkan anak, sehingga menciptakan lingkungan yang lebih ramah bagi kelahiran.

Banyak generasi muda di China memilih untuk tetap melajang atau menunda pernikahan, dipicu oleh prospek pekerjaan yang suram dan kekhawatiran akan masa depan, seiring melambatnya pertumbuhan negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia.

Presiden China Xi Jinping bahkan turut berkomentar, dengan mengatakan bahwa perempuan memiliki peran penting dan harus membangun "tren keluarga baru". [ah/ft]

Forum

XS
SM
MD
LG