Moldova hari Minggu (30/10) menyelenggarakan pemilu presiden pertama sejak 1990an yang mungkin akan membuat negara bekas Uni Soviet ini lebih dekat dengan Uni Eropa atau lebih dekat dengan Rusia.
Otorita pemilu menyatakan pemilu ini sah setelah jumlah pemilih mencapai batas minimum yang disyaratkan yaitu dua per tiga. Hasil pendahuluan diperkirakan akan diketahui beberapa jam setelah TPS-TPS ditutup pada jam 7 malam.
Uni Eropa, Amerika dan Rusia sedang mengupayakan pengaruh yang lebih besar di negara pertanian yang berpenduduk 3,5 juta jiwa, yang terletak di antara Rumania dan Ukraina ini.
Tokoh paling favorit dari sembilan calon presiden itu adalah Igor Dodon, seorang tokoh politik pro-Rusia yang berusia 41 tahun yang sudah menjabat sejak tahun 2009 dan sekaligus mengepalai Partai Sosialis. Igor Dodon telah mengambil keuntungan dari meluasnya ketidakpuasan terhadap pemerintah Moldova yang pro-Eropa itu. [em/jm]