Pihak berwenang di sebuah kota di wilayah Mongolia Dalam, China, mengeluarkan peringatan level tiga setelah seorang pasien yang menderita penyakit pes meninggal dunia. Pasien tersebut mengalami kegagalan pada beberapa organ tubuhnya, media pemerintah melaporkan pada hari Sabtu (8/8).
Kasus pes sering terjadi di China, meskipun wabah pes dinilai semakin jarang terjadi. Dari 2009 hingga 2018, China melaporkan adanya 26 kasus dan 11 kematian akibat pes.
Pasien dipastikan mengidap pes, People's Daily melaporkan, mengutip pengumuman dari komite kesehatan kota Bayan Nur. Wabah pes, yang dikenal sebagai "Maut Hitam" di Abad Pertengahan, adalah penyakit yang sangat menular dan seringkali berakibat fatal yang sebagian besar disebarkan oleh hewan pengerat, seperti tikus.
Komite kesehatan mengeluarkan peringatan level tiga. Peringatan tersebut berlaku mulai Jumat (7/8) hingga akhir 2020 demi mencegah penyebaran penyakit itu, People's Daily melaporkan.
Kejadian tersebut merupakan kematian kedua pasien pes yang sebelumnya dilaporkan terjadi pada bulan ini di wilayah Mongolia Dalam, yaitu di Baotou.
Pada hari Kamis (6/8), pihak berwenang di kota Baotou, yang berbatasan dengan kota Bayan Nur, melaporkan bahwa seorang pasien dengan “infeksi saluran pencernaan” meninggal karena kegagalan sistem peredaran darah.
Otoritas Bayan Nur telah mengisolasi di tempat tinggal pasien yang meninggal dan mengkarantina tujuh kontak dekat pasien. Namun sejauh ini mereka dinyatakan negatif dari penyakit tersebut dan telah mengonsumsi obat-obatan sebagai tindakan pencegahan. [ah]