Jaksa Rusia menuntut hukuman 9,5 tahun penjara terhadap seorang buronan mantan jurnalis TV pemerintah, yang terkenal karena menerobos siaran langsung sebuah program berita sambil membawa poster untuk memprotes invasi Rusia ke Ukraina beberapa minggu setelah invasi dimulai.
Marina Ovsyannikova, yang sebelumnya bekerja sebagai editor di stasiun TV pemerintah Rusia, Channel One, kini tinggal dalam pengasingan di Prancis, setelah melarikan diri dari tahanan rumah dan meninggalkan Rusia bersama putrinya tahun lalu.
Kini, jaksa menuntut hukuman penjara selama hampir satu dekade di persidangan Ovsyannikova secara in absentia karena dituduh menyebarkan “berita bohong.”
Kabar itu muncul beberapa hari setelah jurnalis AS Evan Gershkovich menandai enam bulan masa tahanannya di penjara Rusia atas tuduhan spionase. Ia dan pemerintah AS membantah keras tuduhan itu.
Protes pertama Ovsyannikova dilakukan kurang dari tiga minggu setelah Rusia menginvasi Ukraina. Ia menerobos masuk ke dalam studio Channel One saat siaran sedang berlangsung sambil mengangkat poster dengan tulisan “Hentikan perang” dan “Mereka membohongi Anda.”
Dakwaan “berita bohong” yang dikenakan padanya menyangkut aksi unjuk rasa yang dilakukan pada bulan Juli 2022, ketika Ovsyannikova berdiri di tanggul sungai di seberang Kremlin dengan poster yang menyebut Presiden Rusia Vladimir Putin seorang pembunuh.
Sejak perang di Ukraina dimulai, Moskow telah menarget beberapa wartawan Rusia yang membangkang melalui persidangan in absentia akibat kritik mereka terhadap perang tersebut. Kritik semacam itu ilegal di Rusia.
Kedutaan Besar Rusia di Washington tidak segera membalas email permintaan tanggapan dari VOA. [rd/lt]
Forum