Kepala Staf Angkatan Laut (KASAL) Laksamana TNI Muhammad Ali mengatakan mudik gratis melalui jalur laut ini diperuntukkan bagi masyarakat umum khususnya bagi pengguna sepeda motor. Hal ini dilakukan untuk mengurangi risiko terjadinya kemacetan dan risiko kecelakaan.
“Mereka yang menggunakan jalur laut ini membawa motornya masing-masing. Motornya bisa disimpan dengan aman, tanpa khawatir karena kalau di jalan mereka mengendarai motor dari Jakarta ke Surabaya tentu bahayanya cukup banyak. Tapi kalau di sini di atas kapal, mereka bisa istirahat," ungkap KASAL Laksamana TNI Muhammad Ali dalam konferensi pers, usai meninjau situasi dan kondisi kapal perang di Mako Kolinlamil, Jakarta Utara, Jumat (5/4).
Ali menambahkan para pemudik perempuan dan anak-anak bisa beristirahat di kamar-kamar, sedangkan para pemudik laki-laki disediakan tempat beristirahat di geladak, tank deck, dan di hangar heli.
KASAL menjelaskan, setidaknya ada 1.026 pemudik yang mengikuti mudik gratis dengan KRI Banda Aceh-593, ditambah dengan 273 unit sepeda motor. Adapun perincian rute keberangkatan pada 5 April adalah sebanyak 593 orang dan 180 unit kendaraan untuk keberangkatan dari Jakarta ke Semarang, dan sebanyak 426 orang, dengan 93 unit kendaraan memilih rute Jakarta-Surabaya.
Untuk jalur Jakarta-Semarang, jelas Ali, memakan waktu satu hari, sedangkan untuk rute Jakarta-Surabaya ditempuh dalam waktu dua hari.
“Yang KRI Banda Aceh dari Kolinlamil akan berangkat menuju Semarang dan Surabaya. Kemudian kembalinya untuk arus balik juga akan menggunakan KRI Banda Aceh dari Surabaya ke Semarang lalu ke Jakarta. Perjalanan untuk arus balik mulai 13 April dan tiba di Jakarta pada 15 April siang,” jelas Ali.
Masyarakat yang mengikuti mudik gratis dengan menggunakan kapal perang tersebut, katanya juga akan mendapatkan makanan gratis yang sudah disediakan oleh pihak TNI AL yang bekerja sama dengan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas).
TNI Al, kata Ali berencana untuk menggelar mudik gratis dengan menggunakan kapal perang ini setiap tahun. Namun, ia menekankan bahwa hal ini kembali lagi kepada kondisi anggaran yang tersedia.
“Harapannya tiap tahun. Makanya kalau ada anggaran lebih kita tingkatkan dengan tidak hanya satu kapal, mungkin lebih dari satu kapal, dan rutenya lebih banyak," jelasnya.
Ali menambahkan sebenarnya kapal-kapal TNI AL kerap membantu para pemudik di beberapa wilayah yang ada pulau terluar dan terpencil, tetapi jumlah yang tidak banyak karena kapalnya lebih kecil ukurannya. Kapal-kapal tersebut biasanya membawa keluarga anggota TNI AL atau masyarakat yang betul-betul membutuhkan untuk mudik dari pulau terluar ke kampung halamannya.
Antusiasme Masyarakat
Raut wajah gembira tidak bisa disembunyikan oleh Ayu, salah satu pemudik yang bersemangat untuk mengikuti mudik gratis dengan menggunakan kapal perang TNI AL ini. Dari awal Ramadan, Ayu selalu mencari tahu info mudik gratis dengan harapan bisa mengikuti program tersebut. Pucuk dicinta ulam pun tiba. Setelah mencari-cari info, akhirnya ia mendapatkan informasi mudik gratis TNI AL tersebut dari Instagram.
Ayu yang menjalani kuliah di Bandung ini sebenarnya memiliki tujuan mudik ke Makassar. Namun ia memilih untuk mengikuti mudik gratis dengan TNI AL, karena ingin mencoba naik kapal perang untuk pertama kalinya, sebelum nantinya melanjutkan perjalanan dengan pesawat ke Makassar dari Semarang.
“Ini pertama kali. Kenapa? Karena saya mau nyobain naik kapal, pertama kali naik kapal terus langsung kapal perang kan seru ya,” ungkap Ayu ketika berbincang dengan VOA.
Ayu mengungkapkan alasan lainnya mengikuti mudik gratis ini adalah untuk menghemat biaya, mengingat harga tiket pesawat pada musim mudik ini yang selalu naik berkali-kali lipat. Ia pun berharap program seperti ini diselenggarakan oleh pihak TNI AL setiap tahun.
Antusiasme pemudik lainnya juga dirasakan Ari yang sudah merantau di Jakarta selama sepuluh tahun. Biasanya, Ari yang merupakan seorang pegawai swasta ini selalu mudik ke kampung halamannya Solo dengan menggunakan sepeda motor. Namun, kali ini ia ingin mendapatkan pengalaman yang berbeda yakni mudik dengan kapal perang.
Ia pun memboyong sepeda motornya dengan tujuan Semarang. Dari Semarang, Ari pun akan melanjutkan perjalanan mudiknya ke Solo dengan sepeda motornya.
“Pertama, biar pengalaman, soalnya baru pertama kali naik kapal. Lalu kedua untuk menghemat biaya. Baru tahun ini ikut mudik gratis, biasanya naik motor Jakarta-Solo,” ungkap Ari.
Sama halnya dengan Ayu, ia berharap program mudik dengan menggunakan kapal perang ini untuk diadakan setiap tahunnya.
Pemudik lainnya, yakni Nuraeni sangat senang bisa mudik ke kampung halamannya, Surabaya, dengan kapal perang tersebut. Nuraeni yang mudik bersama suami dan anaknya ini memilih mengikuti mudik gratis ini karena ingin memiliki pengalaman naik kapal laut untuk pertama kalinya.
“Pertama kali naik kapal. Ya karena pertama, mengurangi biaya, namanya rumah tangga. Jadi senang juga ada gratis gini,” ungkap Nuraeni.
Selain itu, ia pun mengibaratkan mudik dengan menggunakan kapal perang ini seperti sedang berwisata, sehingga anaknya yang masih kecil pun bisa terhibur sepanjang perjalanan.
Harapannya tiap tahun (ada mudik gratis). Kasian orang-orang yang belum mampu untuk bayar tiket. Jadi biar bisa liat sesepuh di kampung,” pungkasnya. [gi/ft]
Forum