Di Jepang disebut “momiji,” tetapi di Amerika dan sebagian besar negara-negara Eropa disebut sebagai “fall foliage” atau perubahan warna daun dari hijau menjadi kuning, oranye dan merah, yang menandai tibanya musim gugur. Musim ini biasa terjadi pada bulan September hingga November, saat suhu udara turun hingga ke kisaran 10-15 derajat Celsius.
Ketika dalam masa tumbuh, daun-daun tampak hijau karena klorofil, pigmen yang melakukan fotosintesa. Ketika memasuki musim gugur, di mana hari semakin pendek dan suhu turun, maka produksi klorofil daun juga turun hingga akhirnya berhenti. Saat klorofil tidak ada lagi, maka muncul pigmen-pigmen lain dalam daun yang selama ini tersembunyi oleh klorofil hijau. Misalnya pigmen karotenoid yang menghasilkan warga kuning dan oranye. Atau pigmen antosianin yang menimbulkan warga merah, ungu dan biru pada daun.
Donald Hagan PhD., pakar ekologi kehutanan di Clemson University mengatakan di Amerika – khususnya di wilayah timur – diberkahi dengan keanekaragaman pepohonan, mulai dari maple, oak, birch sampai ke pohon ash, willow, poplar dan aspen. Spesies pohon yang “deciduous” atau sebutan ilmiah untuk daun yang gugur ini sangat indah, dan proses yang terjadi membantu pohon mengkonsumsi lebih sedikit air dan bertahan pada musim dingin.
“Setiap spesies ini punya warna dan momen tersendiri untuk berubah. Ada yang berubah jadi kuning, ada yang oranye. Yang kuning adalah Xantofil, dan berubah ketika klorofilnya habis. Malahan ada yang ungu dan merah. Tetapi momennya bervariasi. Tahun ini misalnya kita mulai melihat warna kuning dini akibat stress pada musim panas lalu. Ada merah di sana-sini, tetapi setiap spesies punya momen dan pemicu lingkungannya sendiri untuk berubah warna,” sebutnya.
Salah satu faktor lingkungan terpenting dan mempengaruhi kecemerlangan warna-warna musim gugur ini adalah cuaca.
“Jadi kondisi cuaca yang ideal waktu musim gugur agar warna musim gugur itu optimum adalah peralihan bertahap dari musim panas ke musim gugur diselingi cuaca sedikit dingin secara bergiliran. Satu atau dua hari yang sedikit dingin, mungkin disertai hujan rintik-rintik, lalu diikuti oleh beberapa hari yang cerah tetapi tidak panas,” imbuh Hagan.
Salah seorang diaspora Indonesia, Ika Inggas, yang tinggal di Maryland, sebuah negara bagian yang terkenal dengan keindahan musim gugurnya mengatakan sangat menikmati musim ini.
“Saya sendiri sih sangat senang karena pas musim gugur itu saya dan keluarga sering jadi suka driving (menyetir) gitu, driving through the country side (menyetir di pedesaan), untuk menikmati perubahan warna itu, jadi warna merah, terus oranye atau kuning itu pemandangannya jadi benar-benar indah dan ini membuat ada semacam sense of wonder (rasa kagum), keadaan ini benar-benar membuat saya menjadikan musim gugur sebagai salah satu musim yang istimewa yang selalu saya nantikan,” komentarnya.
Selain itu musim gugur juga merupakan kesempatan untuk Ika menata halamannya sesuai suasana yang tercipta di kebun rumahnya.
“Tetapi memang kalau pas fall (musim gugur) kita berusaha mendekorasi rumah kami yang kebetulan memang di belakang banyak pohonnya, di depan juga banyak pohon, ada beberapa pohon yang memang dia benar-benar berganti warna, jadi saya juga sedikit dekorasi deh. Jadi seperti memang khusus untuk suasana musim gugurnya jadi terlihat, seperti memasang labu dan juga mungkin bunga-bunga khusus di fall itu,” imbuh Ika.
Tinggal di sebuah negara dengan empat musim telah membuat Ika sungguh-sungguh mengapresiasi betapa berharganya ragam iklim dan cuaca yang dianugerahkan alam kepada manusia.
“Tinggal di negara yang punya empat musim ini saya jadi belajar untuk benar-benar mengapreasiasi the flow of time, aliran dari waktu itu, seperti misalnya ketika musim gugur itu saya bisa melihat daun-daun itu berubah. Jadi semacam grand finale (akhir akbar) gitu. Jadi sebelum saya gugur, saya mau showing off, saya mau pamer dengan warna-warna saya yang indah ini. Kemudian dia gugur dan sesudah itu akan musim dingin yang di hari itu jadi lebih pendek sedangkan malamnya lebih panjang dan manalagi dingin," kata Ika.
"Jadi saya benar-benar appreciate fall (menghargai musim gugur) ini dulu, karena ini akan indah sekali sebelum menjadi gelap di musim dingin ini. Walaupun juga saya tidak akan terlalu depress karena sesudah musim dingin akan ada spring (semi) lagi dan saat itu bunga-bunga akan muncul lagi. Jadi dalam artian saya berada di negara empat musim ini saya berusaha untuk apresiasi pada saat ini, gitu,” jelasnya.
Pakar: Keragaman Spesies Pohon Membuat Wilayah Timur Amerika Serikat Alami Musim Gugur Paling Indah
Menurut Hagan, Amerika sebelah barat tidak memiliki palet warna cemerlang dan beraneka warna seperti di timur. Hal itu disebabkan Amerika barat memiliki spesies evegreen lebih banyak disana, pohon yang bertahan hijau sepanjang tahun seperti pohon cemara. Selain itu bagian barat Amerika tidak memiliki keanekaragaman pohon seperti di timur.
Banyak negara bagian di Amerika berlomba memamerkan keindahan alam mereka lewat pameran, festival dan bahkan mengoperasikan sarana transportasi khusus – seperti kereta api dengan langit-langit kaca – yang membuat penumpang dapat menikmati lanskap pemandangan yang indah.
Satu jalur kereta api yang dioperasikan melintasi Lembah Shenandoah di Virginia, akan membawa penumpang menjelajahi lahan pertanian indah dari Staunton hingga ke Hutan Nasional George Washington dan Jefferson, yang dibatasi oleh pegunungan Blue Ridge dan Alleghany. Tiket kereta api sebesar US$120 per orang, yang dijual mulai awal September lalu, sudah habis terjual hingga bulan Januari 2025 mendatang. [jm/em]
Forum