Beberapa ulama Islam dan kelompok-kelompok Muslim di India telah menyerukan umat Islam untuk menahan diri agar tidak mengurbankan sapi dalam hari raya Idul Adha kali ini, untuk menghindari sentimen keagamaan negara yang mayoritas beragama Hindu yang menganggap sapi sebagai hewan suci.
"Untuk menjaga perdamaian, umat Islam harus menghentikan pemotongan hewan kurban sapi, lembu dan kerbau selama Idul Adha. Jika mereka melakukannya, itu akan (dapat) menjaga perasaan masyarakat mayoritas Hindu, membantu menumbuhkan kerukunan dalam masyarakat dan mengirim pesan yang baik tentang Islam dan ajaran yang damai dan cinta kepada non-Muslim," demikian kata seorang cendekiawan Islam di Hyderabad, Syed Hussain Madani, yang meluncurkan kampanye anti-penyembelihan sapi, kepada VOA.
Sementara seruan Hussain Madani mendapat sambutan baik dari kelompok Hindu dan memenangkan dukungan dari beberapa Muslim, masih banyak dari masyarakat minoritas lainnya (Muslim dan Kristen India) percaya bahwa pengurbanan hewan sapi harus terus dilaksanakan.
"Karena alasan ekonomi dan lainnya, Muslim di banyak daerah lebih memilih untuk mengurbankan sapi saat Idul Adha. Orang harus memiliki hak untuk mempraktekkan iman mereka secara bebas. Jika pemotongan sapi dianggap ilegal di wilayah mereka, mereka tidak harus berhenti melakukan kurban dengan sapi," kata Maulana Sharafat Abrar, pemimpin masjid di Kolkata.
Dalam beberapa tahun terakhir, sebagian besar negara bagian India telah melarang penyembelihan sapi dan beberapa telah menempatkan pembatasan terhadap penjualan daging sapi.
Hal tersebut telah menimbulkan berbagai reaksi di beberapa daerah Kristen, Muslim dan non-Hindu atas larangan terhadap makanan pokok bagi banyak orang tersebut.
Beberapa kelompok sayap kanan Hindu mendesak larangan nasional untuk penyembelihan sapi. Tahun lalu, dalam beberapa kasus, kelompok beragama Hindu menyerang umat Muslim yang sedang membawa sapi, yang dimaksudkan untuk dipotong sebagai hewan kurban. [eis/pp]