Hampir 400 orang tewas dalam kekerasan di negara bagian Rakhine, Myanmar, pada pekan lalu, kata para pejabat militer. Hampir semuanya adalah pemberontak Muslim. Sebuah laman militer di Facebook melaporkan angka tersebut, dan menyatakan 370 di antaranya adalah pemberontak, 29 lainnya adalah polisi serta warga sipil.
Akan tetapi anggota masyarakat minoritas Muslim Rohingya telah melaporkan serangan-serangan terhadap desa mereka yang menewaskan sejumlah orang dan menyebabkan ribuan orang mengungsi.
Human Rights Watch, Sabtu (2/9) menyatakan citra satelit yang direkam pada hari Kamis di desa berpenduduk Muslim Rohingya, Chein Khar Li di kota Rathedaung, memperlihatkan hancurnya 700 bangunan. Organisasi HAM itu menyatakan 99 persen desa itu hancur dan jejak kerusakan tampaknya ditimbulkan api, termasuk adanya bekas-bekas kebakaran yang luas dan rusaknya pepohonan. “Ini hanyalah satu dari 17 tempat yang kami temukan di mana pembakaran berlangsung,” kata Phil Robertson, deputi direktur Human Rights Watch wilayah Asia.
PBB menyatakan sedikitnya 38 ribu orang telah melarikan diri dari Myanmar ke Bangladesh, kebanyakan mereka adalah Rohingya. Para pemuka masyarakat di Bangladesh menyampaikan kepada VOA bahwa sejumlah warga Hindu, yang juga minoritas di Myanmar, telah menyeberangi perbatasan.
Robertson mengatakan Misi Pencari Fakta PBB harus mendapatkan kerjasama penuh dari pemerintah Myanmar untuk “memenuhi mandat mereka dalam menaksir pelanggaran HAM di Rakhine dan mencari cara-cara untuk mengakhiri serangan.” [uh]