NASA menyelenggarakan upacara peringatan di Cape Canaveral, Florida hari Kamis (28/1), untuk mengenang tujuh astronaut yang tewas ketika pesawat ulang-alik antariksa Challenger, meledak beberapa saat setelah diluncurkan 30 tahun lalu.
Ratusan orang menghadiri upacara ini, termasuk sanak-saudara dari astronaut dan pekerja yang tewas, ketika melaksanakan tugas sejak NASA didirikan pada 1958, termasuk ketiga astronaut yang tewas ketika terjadi kebakaran di landasan peluncuran pada 1967, dan 7 yang tewas ketika pesawat ulang-alik antariksa Columbia pecah saat kembali ke bumi pada 2003.
Presiden Obama mengirim pernyataan Kamis, dan katanya, mencapai “ketinggian yang tidak ada batasnya” telah membantu membina Amerika Serikat.
“Kita tidak boleh melupakan warga Amerika yang berani dan berkorban untuk memperluas batas-batas pemahaman kita. Mereka tahu risikonya dan tetap memilih untuk mempertaruhkan nyawa mereka, agar generasi berikutnya bisa hidup lebih baik berkat kemajuan-kemanjuan dalam ilmu pengetahuan, teknologi, dan pemahaman lebih mendalam tentang sistem tata surya kita dan manusia yang hadir didalamnya."
Obama mengutip kata-kata presiden Ronald Reagan, yang mengatakan pada saat terjadinya bencana Challenger tahun 1986, “Masa depan bukanlah untuk mereka yang nyalinya kecil. Masa depan adalah untuk pendekar yang berani.”
Pada 1986 warga Amerika berpendapat bahwa penerbangan antariksa selamanya aman, dan terguncang ketika Challenger meledak satu menit 13 detik, setelah lepas landas dari Cape Canaveral.
Jutaan orang menyaksikan tragedi ini di televisi. Diduga para astronaut langsung meninggal. Di antara yang tewas adalah guru sekolah Christa McAuliffe, astronaut sipil Amerika yang pertama.
Sebuah penyelidikan menunjukkan, kebocoran bahan bakar di salah satu roket pendorong kendaraan ulang alik itu, peyebab kecelakaan tersebut. [ps/jm]