NATO akan mengadakan latihan militer terbesarnya dalam beberapa dekade pada minggu depan. Sekitar 90.000 personel akan mengambil bagian dalam latihan berbulan-bulan yang bertujuan untuk menunjukkan bahwa aliansi itu dapat mempertahankan seluruh wilayahnya hingga perbatasannya dengan Rusia, kata para pejabat tinggi pada Kamis (18/1).
Latihan ini dilakukan ketika perang Rusia terhadap Ukraina tidak kunjung berakhir. NATO sebagai sebuah organisasi tidak terlibat langsung dalam konflik tersebut, kecuali memberikan dukungan tidak mematikan kepada Kyiv, meskipun banyak negara anggota mengirimkan senjata dan amunisi secara individu atau kelompok dan memberikan pelatihan militer.
Beberapa bulan sebelum Presiden Vladimir Putin memerintahkan pasukan Rusia masuk ke Ukraina pada Februari 2022, NATO mulai meningkatkan keamanan di sisi timurnya yang berbatasan dengan Rusia dan Ukraina. Peningkatan keamanan itu adalah yang terbesar sejak Perang Dingin. Latihan perang ini dimaksudkan untuk mencegah Rusia menarget negara-negara anggotanya.
Latihan ini – yang dijuluki Steadfast Defender 24 – “akan menunjukkan bahwa NATO dapat melakukan dan mempertahankan operasi multi-domain yang kompleks selama beberapa bulan. Pasukan akan melintasi ribuan kilometer, dari ujung utara hingga wilayah Eropa Tengah dan Timur, dan dalam kondisi apa pun,” kata organisasi beranggotakan 31 negara itu.
Pasukan akan bergerak di seluruh Eropa hingga akhir Mei dalam apa yang oleh NATO digambarkan sebagai “skenario konflik yang disimulasikan dengan musuh yang hampir setara.” Berdasarkan rencana pertahanan baru NATO, musuh utamanya adalah Rusia dan organisasi-organisasi teroris.
“Aliansi ini akan menunjukkan kemampuannya untuk memperkuat kawasan Euro-Atlantik melalui pergerakan kekuatan transatlantik dari Amerika Utara,” kata Panglima Tertinggi NATO, Jenderal AS Christopher Cavoli, kepada wartawan.
Cavoli mengatakan hal ini akan menunjukkan “persatuan, kekuatan, dan tekad untuk melindungi satu sama lain.” [lt/ab]
Forum