Tautan-tautan Akses

NATO: Kerja Sama Rusia-Korut Timbulkan Ancaman Lebih Luas


Sekretaris Jenderal NATO Mark Rutte menghadiri Konferensi Masyarakat Politik Eropa yang digelar di Puskas Arena di Budapest, Hungaria, pada 7 November 2024. (Foto: Reuters/Bernadett Szabo)
Sekretaris Jenderal NATO Mark Rutte menghadiri Konferensi Masyarakat Politik Eropa yang digelar di Puskas Arena di Budapest, Hungaria, pada 7 November 2024. (Foto: Reuters/Bernadett Szabo)

Sekretaris Jenderal NATO Mark Rutte pada Kamis (7/11) mengatakan kerja sama militer antara Korea Utara dan Rusia dalam melawan Ukraina merupakan sebuah ancaman yang meluas hingga keluar Eropa dan harus ditangani secara kolektif.

“Peran Korea Utara pada dasarnya menggambarkan bagaimana negara-negara ini bekerja sama – China, Korea Utara, Rusia dan tentu saja, Iran,” kata Rutte kepada wartawan sebelum bertemu dengan para pemimpin Eropa di Budapest.

“Ini semakin menjadi ancaman, bukan hanya untuk bagian Eropa yang termasuk NATO, tetapi juga bagi AS, karena Rusia mengirimkan teknologi terbarunya untuk Korea Utara sebagai imbalan atas bantuan Korea Utara dalam perang melawan Ukraina.”

Rutte mengatakan jika Rusia berhasil di Ukraina, negara itu akan menjadi lebih berani dan memiliki perlengkapan lebih baik, sehingga menghadirkan ancaman yang lebih besar di perbatasan NATO dan terhadap AS.

Pemimpin NATO itu mengatakan ia ingin berdiskusi dengan pemerintahan baru AS di bawah Donald Trump “mengenai bagaimana kita secara kolektif memastikan bahwa kita menghadapi ancaman dan bahwa kita menjaga bagian dunia kita aman.”

Gedung Putih pada Kamis mengatakan bahwa AS akan terus memberikan bantuan untuk Ukraina sebelum penyerahan kekuasaan dari Presiden Joe Biden ke presiden terpilih Donald Trump pada bulan Januari.

“Itu tidak akan berubah. Kami akan bergerak cepat dan mengirimkannya ke Ukraina. Kami memahami mengenai pentingnya memastikan mereka memiliki apa yang mereka butuhkan,” kata juru bicara Gedung Putih Karine Jean-Pierre kepada wartawan.

Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol mengatakan pada konferensi pers hari Kamis di Seoul bahwa pemerintahnya “secara berangsur-angsur akan menyesuaikan strategi dukungan kami dalam beberapa tahap,” tergantung pada seberapa besar keterlibatan Korea Utara dalam perang Rusia di Ukraina.

“Ini berarti kami tidak mengesampingkan kemungkinan memberikan senjata,” kata Yoon.

Para pejabat Korea Selatan dan AS mengatakan Korea Utara telah mengerahkan lebih dari 10.000 tentara ke wilayah Kursk, Rusia.

Berbicara pada konferensi pers pada KTT Komunitas Politik Eropa di Budapest, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy pada Kamis mengatakan bahwa pasukan Korea Utara telah mengalami kekalahan dalam pertempuran dengan pasukan Ukraina.

Di Kota Sochi, Rusia, Putin pada Kamis mengatakan bahwa Rusia mungkin mengadakan latihan militer dengan Korea Utara.

“Kita lihat saja. Kami mungkin juga melakukan latihan. Mengapa tidak?” kata Putin, ketika ditanya mengenai apakah Moskow mungkin melakukan latihan militer bersama dengan Korea Utara.

Putin juga mengatakan bahwa Moskow siap melakukan pembicaraan mengenai cara untuk mengakhiri konflik berdasarkan kenyataan di lapangan. [uh/ns]

Forum

XS
SM
MD
LG