Sekjen NATO Anders Fogh Rasmussen hari Selasa (18/3) mengatakan, Rusia telah mengabaikan semua seruan untuk mundur sesuai dengan hukum internasional. Ia mengatakan tidak ada sekutu NATO yang akan mengakui apa yang disebutnya tindakan ilegal dan tidak sah itu.
Gedung Putih mengatakan Presiden Barack Obama berbicara melalui telepon dengan Kanselir Jerman Angela Merkel dan sependapat mengenai perlunya untuk segera mengirim pemantau internasional ke Ukraina selatan dan timur.
Sebelumnya, Wakil Presiden Amerika, Joe Biden yang berada di Polandia menyebut tindakan itu sebagai “perampasan tanah” dan mengatakan “logika” Rusia merebut Krimea “keliru”.
Ketika berada di Eropa Timur, Biden juga bertemu dengan kepala negara Estonia, Lithuania dan Latvia, semuanya bekas Republik Soviet yang berbatasan dengan Rusia.
Perdana Menteri Polandia Donald Tusk mengatakan sengketa mengenai Krimea merupakan masalah keamanan bagi seluruh kawasan itu.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov memberitahu Menteri Luar Negeri Amerika John Kerry bahwa sanksi-sanksi terhadap Rusia atas aneksasi Krimea “tidak bisa diterima” dan “bukannya tanpa konsekuensi ”.
Sebelumnya, Presiden Rusia Vladimir Putin dan pejabat dari Krimea hari Selasa menandatangani perjanjian untuk membuat semenanjung Laut Hitam bagian dari wilayah Rusia hanya dua hari setelah daerah itu memutuskan untuk berpisah dari Ukraina dalam referendum yang disebutAmerika dan Uni Eropa “ilegal”.
Putin menandatangani dokumen itu bersama Sergei Askyonov perdana menteri pemerintahan regional Krimea, Vladimir Konstantinov Ketua Parlemen Krimea, dan Aleksei Chalov Walikota Sevastopol. Sevastopol adalah kota pangkalan armada Laut Hitam Rusia.
Beberapa jam kemudian, media pemberitaan Rusia dan Ukraina mengutip seorang jurubicara militer Ukraina yang mengatakan pasukan Rusia telah menyerang tentara Ukraina pada sebuah pangkalan di kota utama Krimea, Simferopol menewaskan seorang tentara.
Putin mengatakan kepada Parlemen Rusia bahwa Krimea sejak dulu adalah bagian dari wilayah Rusia yang “tak terpisahkan”. Ia menambahkan bahwa referendum hari Minggu (16/3) mematuhi norma-norma demokrasi dan internasional.
Gedung Putih mengatakan Presiden Barack Obama berbicara melalui telepon dengan Kanselir Jerman Angela Merkel dan sependapat mengenai perlunya untuk segera mengirim pemantau internasional ke Ukraina selatan dan timur.
Sebelumnya, Wakil Presiden Amerika, Joe Biden yang berada di Polandia menyebut tindakan itu sebagai “perampasan tanah” dan mengatakan “logika” Rusia merebut Krimea “keliru”.
Ketika berada di Eropa Timur, Biden juga bertemu dengan kepala negara Estonia, Lithuania dan Latvia, semuanya bekas Republik Soviet yang berbatasan dengan Rusia.
Perdana Menteri Polandia Donald Tusk mengatakan sengketa mengenai Krimea merupakan masalah keamanan bagi seluruh kawasan itu.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov memberitahu Menteri Luar Negeri Amerika John Kerry bahwa sanksi-sanksi terhadap Rusia atas aneksasi Krimea “tidak bisa diterima” dan “bukannya tanpa konsekuensi ”.
Sebelumnya, Presiden Rusia Vladimir Putin dan pejabat dari Krimea hari Selasa menandatangani perjanjian untuk membuat semenanjung Laut Hitam bagian dari wilayah Rusia hanya dua hari setelah daerah itu memutuskan untuk berpisah dari Ukraina dalam referendum yang disebutAmerika dan Uni Eropa “ilegal”.
Putin menandatangani dokumen itu bersama Sergei Askyonov perdana menteri pemerintahan regional Krimea, Vladimir Konstantinov Ketua Parlemen Krimea, dan Aleksei Chalov Walikota Sevastopol. Sevastopol adalah kota pangkalan armada Laut Hitam Rusia.
Beberapa jam kemudian, media pemberitaan Rusia dan Ukraina mengutip seorang jurubicara militer Ukraina yang mengatakan pasukan Rusia telah menyerang tentara Ukraina pada sebuah pangkalan di kota utama Krimea, Simferopol menewaskan seorang tentara.
Putin mengatakan kepada Parlemen Rusia bahwa Krimea sejak dulu adalah bagian dari wilayah Rusia yang “tak terpisahkan”. Ia menambahkan bahwa referendum hari Minggu (16/3) mematuhi norma-norma demokrasi dan internasional.