NATO mengatakan telah sepakat membatasi penggunaan serangan udara di daerah-daerah perumahan Afghanistan setelah serangan mematikan minggu lalu di kawasan timur yang menurut para pejabat Afghanistan menewaskan 18 warga sipil.
Pejabat-pejabat koalisi hari Senin memberitahu para wartawan bahwa tentara NATO akan tetap melakukan operasi terhadap pemberontak yang bersembunyi di kompleks-kompleks perumahan, tetapi “jika ada keprihatinan atas kehadiran warga sipil, bom-bom udara tidak akan digunakan selama tersedia cara lain.”
Wakil komandan pasukan Amerika di Afghanistan, Letnan Jendral Curtis Scaparrotti, mengatakan panduan baru itu tidak mengubah peraturan tempur. Ia memberitahu para wartawan di Pentagon lewat konferensi video bahwa pasukan Amerika “akan tetap memiliki hak membela diri melawan aksi atau niat yang bersikap permusuhan” dan tentara akan memiliki pilihan untuk melakukan serangan udara jika pilihan lain tidak tersedia.
Pernyataan itu dikemukakan sehari setelah Presiden Afghanistan Hamid Karzai mengatakan komandan pasukan Amerika dan NATO, Jendral John Allen, berjanji mengakhiri serangan udara di kompleks perumahan dalam sebuah pertemuan mengenai serangan udara mematikan di Logar.
Hari Jumat, Jendral Allen mengunjungi distrik Baraki Barak di propinsi itu dan meminta maaf atas serangan udara NATO yang menurut para pejabat Afghanistan menewaskan 18 warga sipil, termasuk perempuan dan anak-anak. NATO mengatakan mereka tadinya memburu seorang pemimpin Taliban dalam operasi tanggal 6 Juni itu.
Presiden Karzai mengutuk insiden itu dan mengatakan serangan udara yang menewaskan warga sipil atau merusak harta benda mereka tidak bisa dibenarkan ataupun diterima.
Misi Bantuan PBB di Afghanistan (UNAMA) dan Komisi HAM Independen Afghanistan (AIHRC) hari Senin menyambut keputusan membatasi penggunaan serangan udara di berbagai lokasi sipil. Jurubicara UNAMA Nilab Mobarez dan jurubicara AIHRC Sharifa Shahab memberitahu VOA bahwa langkah itu dapat mengurangi jumlah korban sipil dan meredakan ketegangan di negara yang hancur akibat perang itu.
Pejabat-pejabat koalisi hari Senin memberitahu para wartawan bahwa tentara NATO akan tetap melakukan operasi terhadap pemberontak yang bersembunyi di kompleks-kompleks perumahan, tetapi “jika ada keprihatinan atas kehadiran warga sipil, bom-bom udara tidak akan digunakan selama tersedia cara lain.”
Wakil komandan pasukan Amerika di Afghanistan, Letnan Jendral Curtis Scaparrotti, mengatakan panduan baru itu tidak mengubah peraturan tempur. Ia memberitahu para wartawan di Pentagon lewat konferensi video bahwa pasukan Amerika “akan tetap memiliki hak membela diri melawan aksi atau niat yang bersikap permusuhan” dan tentara akan memiliki pilihan untuk melakukan serangan udara jika pilihan lain tidak tersedia.
Pernyataan itu dikemukakan sehari setelah Presiden Afghanistan Hamid Karzai mengatakan komandan pasukan Amerika dan NATO, Jendral John Allen, berjanji mengakhiri serangan udara di kompleks perumahan dalam sebuah pertemuan mengenai serangan udara mematikan di Logar.
Hari Jumat, Jendral Allen mengunjungi distrik Baraki Barak di propinsi itu dan meminta maaf atas serangan udara NATO yang menurut para pejabat Afghanistan menewaskan 18 warga sipil, termasuk perempuan dan anak-anak. NATO mengatakan mereka tadinya memburu seorang pemimpin Taliban dalam operasi tanggal 6 Juni itu.
Presiden Karzai mengutuk insiden itu dan mengatakan serangan udara yang menewaskan warga sipil atau merusak harta benda mereka tidak bisa dibenarkan ataupun diterima.
Misi Bantuan PBB di Afghanistan (UNAMA) dan Komisi HAM Independen Afghanistan (AIHRC) hari Senin menyambut keputusan membatasi penggunaan serangan udara di berbagai lokasi sipil. Jurubicara UNAMA Nilab Mobarez dan jurubicara AIHRC Sharifa Shahab memberitahu VOA bahwa langkah itu dapat mengurangi jumlah korban sipil dan meredakan ketegangan di negara yang hancur akibat perang itu.