Tautan-tautan Akses

NATO Tunjuk PM Belanda Mark Rutte Sebagai Sekjen


Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg (kanan) dan Perdana Menteri Belanda Mark Rutte saat menggelar konferensi pers di Brussels, Belgia, 17 April 2024. (Foto: Kenzo Tribouillard/AFP)
Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg (kanan) dan Perdana Menteri Belanda Mark Rutte saat menggelar konferensi pers di Brussels, Belgia, 17 April 2024. (Foto: Kenzo Tribouillard/AFP)

Pakta Pertahanan Atlanti Utara atau NATO (North Atlantic Treaty Organization), Rabu (26/6), menunjuk Perdana Menteri Belanda Mark Rutte sebagai sekretaris jenderal berikutnya. Rutte, yang akan segera mengakhiri jabatannya, akaan menjadi kepala organisasi keamanan terbesar di dunia.

Penunjukan Rutte disetujui oleh utusan-utusan NATO dalam pertemuan di markas besar aliansi 32 negara itu di Brussels. Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dan rekan-rekan sejawatnya akan secara resmi menyambut kehadiran Rutte pada pertemuan puncak mereka di Washington pada 9-11 Juli.

Rutte akan mengambil alih jabatan sekretaris jenderal saat ini, Jens Stoltenberg dari Norwegia, pada 1 Oktober. Stoltenberg menghabiskan lebih dari satu dekade sebagai sekjen. Mandatnya berulang kali diperpanjang, sebagian untuk memberikan kesinambungan setelah Rusia menginvasi Ukraina pada 2022.

“Saya dengan hangat menyambut terpilihnya Mark Rutte sebagai pengganti saya oleh anggota-anggota NATO,” kata Stoltenberg.

“Mark adalah seorang trans-Atlantik sejati, pemimpin yang kuat, dan pembangun konsensus. Saya berharap dia sukses seiring upaya kita memperkuat NATO untuk menghadapi tantangan hari ini dan masa depan. Saya tahu saya akan meninggalkan NATO di tangan yang tepat,” tambahnya.

Sekjen NATO memimpin rapat dan sering kali memandu konsultasi yang rumit di antara negara-negara anggota untuk memastikan organisasi itu, yang beroperasi berdasarkan konsensus, dapat berfungsi dengan lancar. Pemimpin NATO juga bertugas memastikan keputusan-keputusan itu dilaksanakan dan berbicara atas nama semua anggota.

Beberapa kendala menghalangi Rutte untuk meraih jabatan tersebut, meskipun ia mendapat dukungan dari Gedung Putih dan sebagian besar negara anggota besar lainnya termasuk Jerman. Ia muncul sebagai kandidat tunggal setelah Presiden Rumania Klaus Iohannis mengundurkan diri pekan lalu.

Hongaria mencabut keberatannya awal bulan ini, setelah Rutte setuju bahwa Budapest tidak berkewajiban mengirim personel atau menyediakan dana untuk rencana dukungan baru bagi Ukraina pada masa depan. Pengambilan keputusan NATO dengan suara bulat memberi hak veto kepada setiap anggota atas proyek dan operasi apapun.

Turki juga menyuarakan penolakannya terhadap penunjukkan Rutte, tetapi mencabut keberatannya pada April. [ab/ka]

Forum

Recommended

XS
SM
MD
LG