BANDUNG —
Peringatan Konferensi Asia Afrika (KAA) ke 58 tahun yang berlangsung pada 18 hingga 24 April di Bandung, Jawa Barat, menjadi momentum untuk menggalang dukungan bangsa-bangsa di dua benua tersebut untuk mendorong kemerdekaan Palestina.
Wakil Menteri Luar Negeri Indonesia, Wardana mengatakan, Konferensi Asia Afrika pada 1955 merupakan fakta sejarah yang telah meletakkan satu pondasi bagi suatu sistem dunia yang lebih damai dan berkeadilan. Namun pada kenyataannya saat ini masih banyak negara Asia Afrika yang belum sejahtera, ujarnya.
Salah satu negara yang akan terus diperjuangkan oleh negara-negara Asia Afrika adalah Palestina, yang hingga kini belum mendapatkan kemerdekaan, ujar Wardana. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan memberikan pelatihan berbagai bidang kepada 10 ribu warga Palestina, untuk memberi bekal saat mereka merdeka.
“Kita masih tetap terus harus berjuang untuk memperjuangkan kondisi yang ada di Palestina. Intinya sekarang Indonesia selalu mencoba untuk memberikan dorongan bagi pengembangan Palestina. Bahwa selama lima tahun ini kita ingin melatih, mempersiapkan sekitar 10.000 warga Palestina untuk melalui program-program pelatihan yang kita siapkan,” ujar Wardana.
Wardana menambahkan, dalam upaya mendorong kemerdekaan Palestina tersebut, Indonesia mendapat jatah untuk melatih seribu warga Palestina. Pelatihan yang diberikan oleh Pemerintah Indonesia berupa pelatihan ekonomi, pendidikan, infrastruktur, tata kelola pemerintahan, dan pelatihan lainnya.
“Selama ini kita sudah melatih lebih dari 914 orang (warga) Palestina, dari targetnya pada tahun kemarin ada seribu (orang),” ujarnya.
Sementara itu, Duta Besar Palestina untuk Indonesia, Fariz Meh Dahwi dalam pidatonya mengungkapkan, upaya untuk mendorong pembebasan Palestina telah muncul sejak peringatan Konferensi Asia Afrika pada 2008 lalu. Hingga kini upaya tersebut masih dilakukan oleh negara-negara di kawasan Asia Afrika, ujarnya.
Salah satu kemajuan status Palestina yang diupayakan oleh Indonesia yaitu pengakuan PBB pada Palestina sebagai negara obsever atau pengamat non-negara. Ia juga mengucapkan terima kasih atas bantuan berbagai negara, salah satunya Indonesia, dalam memberikan pelatihan bagi para warganya.
“Apa yang dapat kita capai untuk meraih kemerdekaan? Fakta bahwa kita dapat bertemu di Konferensi ini menunjukkan komitmen Asia Afrika untuk mendorong kemerdekaan Palestina,” ujarnya.
Inti dari peringatan Konferensi Asia Afrika adalah untuk memelihara dan menjaga semangat solidaritas serta kemitraan sesama negara anggota. Dasa Sila Bandung yang merupakan hasil dari Konferensi Asia Afrika 1955, nilai-nilainya dianggap masih relevan untuk diterapkan pada kondisi masa kini. Salah satunya adalah membebaskan dunia dari segala bentuk penjajahan dan menciptakan perdamaian serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat dunia.
Wakil Menteri Luar Negeri Indonesia, Wardana mengatakan, Konferensi Asia Afrika pada 1955 merupakan fakta sejarah yang telah meletakkan satu pondasi bagi suatu sistem dunia yang lebih damai dan berkeadilan. Namun pada kenyataannya saat ini masih banyak negara Asia Afrika yang belum sejahtera, ujarnya.
Salah satu negara yang akan terus diperjuangkan oleh negara-negara Asia Afrika adalah Palestina, yang hingga kini belum mendapatkan kemerdekaan, ujar Wardana. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan memberikan pelatihan berbagai bidang kepada 10 ribu warga Palestina, untuk memberi bekal saat mereka merdeka.
“Kita masih tetap terus harus berjuang untuk memperjuangkan kondisi yang ada di Palestina. Intinya sekarang Indonesia selalu mencoba untuk memberikan dorongan bagi pengembangan Palestina. Bahwa selama lima tahun ini kita ingin melatih, mempersiapkan sekitar 10.000 warga Palestina untuk melalui program-program pelatihan yang kita siapkan,” ujar Wardana.
Wardana menambahkan, dalam upaya mendorong kemerdekaan Palestina tersebut, Indonesia mendapat jatah untuk melatih seribu warga Palestina. Pelatihan yang diberikan oleh Pemerintah Indonesia berupa pelatihan ekonomi, pendidikan, infrastruktur, tata kelola pemerintahan, dan pelatihan lainnya.
“Selama ini kita sudah melatih lebih dari 914 orang (warga) Palestina, dari targetnya pada tahun kemarin ada seribu (orang),” ujarnya.
Sementara itu, Duta Besar Palestina untuk Indonesia, Fariz Meh Dahwi dalam pidatonya mengungkapkan, upaya untuk mendorong pembebasan Palestina telah muncul sejak peringatan Konferensi Asia Afrika pada 2008 lalu. Hingga kini upaya tersebut masih dilakukan oleh negara-negara di kawasan Asia Afrika, ujarnya.
Salah satu kemajuan status Palestina yang diupayakan oleh Indonesia yaitu pengakuan PBB pada Palestina sebagai negara obsever atau pengamat non-negara. Ia juga mengucapkan terima kasih atas bantuan berbagai negara, salah satunya Indonesia, dalam memberikan pelatihan bagi para warganya.
“Apa yang dapat kita capai untuk meraih kemerdekaan? Fakta bahwa kita dapat bertemu di Konferensi ini menunjukkan komitmen Asia Afrika untuk mendorong kemerdekaan Palestina,” ujarnya.
Inti dari peringatan Konferensi Asia Afrika adalah untuk memelihara dan menjaga semangat solidaritas serta kemitraan sesama negara anggota. Dasa Sila Bandung yang merupakan hasil dari Konferensi Asia Afrika 1955, nilai-nilainya dianggap masih relevan untuk diterapkan pada kondisi masa kini. Salah satunya adalah membebaskan dunia dari segala bentuk penjajahan dan menciptakan perdamaian serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat dunia.