Putaran kedua pembicaraan internasional di Moskow, Rusia, membahas stabilisasi Afghanistan, berakhir hari Rabu (15/2). Negara-negara peserta meminta negara-negara Asia Tengah dilibatkan dalam pembicaraan itu nantinya.
Wakil-wakil dari Afghanistan dilibatkan dalam pembicaraan itu untuk pertama kalinya, bersama wakil-wakil dari Rusia, Pakistan, China, Iran dan India.
Rusia menyatakan pihaknya menginginkan stabilitas dan kerja sama untuk memerangi kelompok-kelompok ekstremis, termasuk ISIS, yang mulai menanamkan pengaruh di Asia Tengah. Tetapi pejabat-pejabat Afghanistan tidak senang Rusia berbicara langsung dengan Taliban, yang menurut pejabat-pejabat Amerika untuk merusak upaya mereka.
Amerika tidak disertakan dalam pembicaraan itu.
Tidak dilibatkannya Afghanistan dalam putaran pertama diskusi itu menimbulkan kekhawatiran di kalangan pejabat di Kabul serta di Amerika.
Meskipun PBB menyatakan Taliban bertanggungjawab atas korban tewas dan luka-luka yang jumlahnya naik lima kali lipat, serangan kelompok ISIS berkembang pesat di Afghanistan, naik 10 kali lipat tahun 2016.
Pejabat-pejabat Amerika mengatakan kontak Rusia dengan Taliban, bersama Iran dan Pakistan, memberi mereka legitimasi dan dukungan, sementara merongrong pemerintah Afghanistan dan upaya NATO untuk memerangi ekstremis.
Komandan tertinggi Amerika di Afghanistan mengatakan ribuan lagi tentara Amerika dibutuhkan di sana untuk melatih pasukan Afghanistan supaya dapat menangani ancaman keamanan dengan lebih baik. [ka/ds]