Televisi Pusat Tiongkok dan the Beijing News melaporkan insiden maritim yang jarang antara Tiongkok dan Korea Utara.
Sebuah kapal perang Korea Utara dilaporkan telah menangkap beberapa kapal nelayan Tiongkok, dengan jumlah awak 29 orang, di Laut Kuning awal bulan ini.
Korea Utara yang menahan kapal bersama awaknya itu menuntut uang tebusan hampir 190.000 dolar untuk pembebasan mereka dan menetapkan Kamis sebagai tenggat waktu, atau semua kapal nelayan itu akan dijual.
Jurubicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Hong Lei menunjukkan memang terjadi konflik, tapi dia tidak merincinya.
Hong Lei mengatakan Tiongkok terus melakukan kontak dengan dengan Korea Utara untuk mencari solusi cepat terhadap kasus ini. Ia juga menuntut pihak Korea Utara menjamin keselamatan, hak dan kepentingan nelayan Tiongkok yang ditahan.
Hong Lei tidak menjelaskan, ketika diminta untuk mengkonfirmasi mengenai uang tebusan yang dituntut atau apakah Tiongkok mencurigai adanya keterlibatan pemerintah Korea Utara.
Kapal nelayan Tiongkok sesekali bentrok dengan Korea Selatan, Jepang dan Filipina saat mencari ikan di perairan yang disengketakan, tetapi sangat jarang kapal mereka ditangkap Korea Utara. Ada juga laporan bahwa terdapat warga Tiongkok di antara para pembajak.
Sementara itu, juru bicara Tiongkok itu juga tidak memiliki banyak informasi mengenai empat warga Korea Selatan yang ditangkap Tiongkok bulan Maret dan kini ditahan di Tiongkok timur laut.
Awal pekan ini, kementerian luar negeri Korea Selatan mengatakan Seoul telah meminta Beijing untuk menangani kasus ini secara adil dan cepat.
Juru bicara Tiongkok tersebut hari Kamis hanya mengatakan apa yang digambarkan sebagai "pihak berwenang Tiongkok tengah menggarap kasus ini sesuai menurut hukum."
Warga Korea Selatan yang ditahan tersebut tampaknya telah melakukan kontak dengan para pengungsi Korea Utara di Tiongkok timur laut untuk mencari tahu tentang kehidupan dan kondisi di Korea Utara.
Sebuah kapal perang Korea Utara dilaporkan telah menangkap beberapa kapal nelayan Tiongkok, dengan jumlah awak 29 orang, di Laut Kuning awal bulan ini.
Korea Utara yang menahan kapal bersama awaknya itu menuntut uang tebusan hampir 190.000 dolar untuk pembebasan mereka dan menetapkan Kamis sebagai tenggat waktu, atau semua kapal nelayan itu akan dijual.
Jurubicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Hong Lei menunjukkan memang terjadi konflik, tapi dia tidak merincinya.
Hong Lei mengatakan Tiongkok terus melakukan kontak dengan dengan Korea Utara untuk mencari solusi cepat terhadap kasus ini. Ia juga menuntut pihak Korea Utara menjamin keselamatan, hak dan kepentingan nelayan Tiongkok yang ditahan.
Hong Lei tidak menjelaskan, ketika diminta untuk mengkonfirmasi mengenai uang tebusan yang dituntut atau apakah Tiongkok mencurigai adanya keterlibatan pemerintah Korea Utara.
Kapal nelayan Tiongkok sesekali bentrok dengan Korea Selatan, Jepang dan Filipina saat mencari ikan di perairan yang disengketakan, tetapi sangat jarang kapal mereka ditangkap Korea Utara. Ada juga laporan bahwa terdapat warga Tiongkok di antara para pembajak.
Sementara itu, juru bicara Tiongkok itu juga tidak memiliki banyak informasi mengenai empat warga Korea Selatan yang ditangkap Tiongkok bulan Maret dan kini ditahan di Tiongkok timur laut.
Awal pekan ini, kementerian luar negeri Korea Selatan mengatakan Seoul telah meminta Beijing untuk menangani kasus ini secara adil dan cepat.
Juru bicara Tiongkok tersebut hari Kamis hanya mengatakan apa yang digambarkan sebagai "pihak berwenang Tiongkok tengah menggarap kasus ini sesuai menurut hukum."
Warga Korea Selatan yang ditahan tersebut tampaknya telah melakukan kontak dengan para pengungsi Korea Utara di Tiongkok timur laut untuk mencari tahu tentang kehidupan dan kondisi di Korea Utara.