Tautan-tautan Akses

Netanyahu Beri Wewenang Negosiator Israel Lanjutkan Perundingan Sandera 


Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menghadiri rapat kabinet mingguan di kantornya di Yerusalem, pada 25 Juni 2023. (Foto: Abir Sultan/Pool Foto via AP)
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menghadiri rapat kabinet mingguan di kantornya di Yerusalem, pada 25 Juni 2023. (Foto: Abir Sultan/Pool Foto via AP)

Pada Desember, Hamas mengatakan bahwa meskipun negosiasi terus berlanjut “dengan cara yang serius”, negosiator Israel telah mengajukan “syarat-syarat baru” yang menunda tercapainya kesepakatan. 

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, memberi wewenang kepada negosiator Israel untuk melanjutkan perundingan di Doha, mengenai pembebasan sandera, kata kantornya pada Kamis (2/1), setelah Israel dan Hamas saling menyalahkan atas lambatnya kemajuan negosiasi antar keduanya.

Negosiasi tidak langsung yang dimediasi oleh Qatar, Mesir, dan Amerika Serikat telah berlangsung di Doha dalam beberapa pekan terakhir, yang menghidupkan kembali harapan akan gencatan senjata dan kesepakatan pembebasan sandera yang sejauh ini terbukti sulit dicapai.

Namun akhir bulan lalu, kedua belah pihak saling menuduh telah menciptakan hambatan, yang kembali menunda kesepakatan.

“Perdana Menteri Benjamin Netanyahu telah menyetujui delegasi tingkat profesional dari (agen mata-mata) Mossad, (militer) Pasukan Pertahanan Israel atau IDF, dan (agen keamanan internal) ISA, untuk melanjutkan perundingan di Doha,” tulis sebuah pernyataan dari kantornya.

Tim dari Hamas juga telah tiba di Kairo untuk mempersiapkan perundingan di Doha “dalam beberapa hari mendatang,” kata seorang pejabat dari kelompok tersebut kepada kantor berita AFP dengan syarat anonim karena dia tidak berwenang untuk berbicara di depan umum mengenai masalah tersebut.

Pada Desember, Hamas mengatakan bahwa meskipun negosiasi terus berlanjut “dengan cara yang serius”, negosiator Israel telah mengajukan “syarat-syarat baru” yang menunda tercapainya kesepakatan.

Israel dengan cepat menepis tuduhan tersebut, dengan mengatakan bahwa Hamaslah yang menciptakan “rintangan-rintangan baru” bagi sebuah kesepakatan.

Perkembangan terakhir terjadi setelah Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, mengancam akan meningkatkan serangan di Gaza jika Hamas gagal membebaskan para sandera.

“Jika Hamas tidak segera mengizinkan pembebasan para sandera Israel dari Gaza... dan terus menembakkan roket ke komunitas-komunitas Israel, Hamas akan menghadapi pukulan-pukulan dengan intensitas yang belum pernah terlihat di Gaza untuk waktu yang lama,” kata Katz.

Sejumlah kendala

Putaran-putaran negosiasi berturut-turut semuanya gagal sejak gencatan senjata tunggal selama seminggu pada November 2023.

Di Israel, para pengkritik Netanyahu, termasuk kerabat dari beberapa dari puluhan sandera yang masih ditawan, menuduhnya mengulur-ulur waktu.

Selama serangan mereka ke Israel pada 7 Oktober 2023, militan Palestina yang dipimpin Hamas menyandera 251 orang, 96 di antaranya masih berada di Gaza termasuk 34 orang yang menurut militer Israel telah tewas.

Pokok utama pertikaian dalam negosiasi tersebut adalah keengganan Israel untuk menyetujui gencatan senjata yang langgeng.

Masalah lain yang belum terselesaikan adalah tata kelola Gaza pascaperang. Israel telah berulang kali mengatakan bahwa mereka tidak akan membiarkan Hamas memerintah wilayah itu lagi.

Netanyahu juga mengatakan bahwa dia tidak akan menyetujui penarikan pasukan Israel seluruhnya dari Gaza. [ns/jm]

Forum

XS
SM
MD
LG