Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Presiden AS Joe Biden berbicara melalui sambungan telepon hari Senin (18/3) dan mendiskusikan ‘perkembangan terakhir’ perang Gaza, kata Netanyahu dalam pernyataan video yang disebarkan kepada awak pers.
Gedung Putih membenarkan telepon itu, dan mengatakan bahwa kedua pemimpin membahas situasi di Rafah dan upaya untuk meningkatkan bantuan ke Gaza.
Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan mengatakan, Biden meyakinkan Netanyahu bahwa kedua negara itu sama-sama ingin mengalahkan Hamas, namun Biden meminta Israel menggunakan strategi yang masuk akal dan berkelanjutan untuk mewujudkannya.
Sullivan juga mengatakan bahwa AS “sepenuhnya berharap” Israel tidak akan memasuki Rafah sampai dilangsungkannya pertemuan pejabat AS dan Israel di Washington, yang kemungkinan akan dilakukan pada pekan depan.
Pembicaraan telepon itu adalah yang pertama kalinya dilakukan Biden dan Netanyahu sejak 15 Februari dan terjadi di tengah ketegangan tinggi antara Israel dan sekutu paling setianya selama ini, AS, terkait cara Netanyahu menangani perang di Gaza, menyusul serangan mendadak Hamas pada 7 Oktober ke Israel.
Netanyahu menegaskan kembali pada rapat kabinet hari Minggu (17/3) bahwa pasukan Israel akan menyerbu Rafah, tempat terakhir yang relatif aman di Gaza, meskipun menghadapi tekanan internasional untuk menghindari berjatuhannya lebih banyak warga sipil.
Pada hari yang sama, Netanyahu juga mengecam semakin banyaknya kritik yang disampaikan AS terhadap kepemimpinannya dalam perang melawan Hamas. Ia menyebut seruan untuk diselenggarakannya pemilu baru di Israel sebagai hal yang sangat tidak pantas.
Pekan lalu, pemimpin Partai Demokrat di Senat AS yang menjadi suara mayoritas, Chuck Schumer, yang juga merupakan pejabat Yahudi paling senior di AS dan seorang pendukung Israel, menyerukan kepada Israel untuk menggelar pemilu baru dan menyebut Netanyahu sudah “tersesat.”
Biden pun mengungkapkan dukungannya terhadap “pidato bagus” Schumer dan mengatakan sebelumnya bahwa Netanyahu melemahkan Israel karena tingginya korban tewas dari kalangan warga sipil di Gaza.
Netanyahu mengatakan kepada Fox News bahwa Israel tidak akan pernah menyerukan kepada AS untuk menggelar pemilu baru pascaserangan 11 September tahun 2001 lalu, dan ia pun mengecam pernyataan Schumer sebagai hal yang tidak pantas. [rd/lt]
Forum