Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Selasa (17/12) mengatakan bahwa pasukan Israel akan tetap berada di zona penyangga di perbatasan Suriah, dan khususnya di puncak Gunung Hermon, “sampai aturan lain yang akan menjamin keamanan Israel disusun.”
Netanyahu menyampaikan hal itu dari puncak Gunung Hermon, yang merupakan puncak tertinggi di daerah tersebut dan berada di dalam wilayah Suriah, sekitar 10 kilometer dari perbatasan dengan Dataran Tinggi Golan yang dikuasai Israel.
Ini tampaknya merupakan pertama kalinya seorang pemimpin Israel yang sedang menjabat menginjakan kaki sejauh itu ke wilayah Suriah. Netanyahu mengatakan bahwa ia pernah berada di puncak Gunung Hermon 53 tahun yang lalu ketika masih menjadi tentara, akan tetapi peran puncak gunung itu bagi keamanan Israel menjadi semakin penting mengingat berbagai perkembangan terbaru.
Israel merebut sebagian wilayah selatan Suriah di sepanjang perbatasan dengan Dataran Tinggi Golan yang dicaplok Israel setelah Presiden Suriah Bashar al-Assad digulingkan para pemberontak.
Direbutnya zona penyangga oleh Israel, yang mencakup wilayah demiliterisasi seluas sekitar 400 kilometer persegi di wilayah Suriah, telah memicu kecaman. Para kritikus menuduh Israel melanggar gencatan senjata tahun 1974 dan mungkin mengeksploitasi kekacauan di Suriah setelah Assad digulingkan untuk merampas wilayah.
Netanyahu mengunjungi zona penyangga Bersama Menteri Pertahanan Israel Katz, yang mengatakan bahwa ia menginstruksikan militer Israel untuk segera membangun eksistensi, termasuk mendirikan benteng, untuk mengantisipasi kemungkinan harus berada dalam jangka waktu yang lama di area tersebut.
“Puncak Hermon adalah mata negara Israel untuk mengidentifikasi musuh-musuh kita yang dekat dan jauh,” kata Katz.
Salah seorang pejabat militer Israel, yang berbicara dengan syarat anonim sesuai dengan peraturan militer, mengatakan bahwa tidak ada rencana untuk mengevakuasi warga Suriah yang tinggal di desa-desa di dalam zona penyangga.
Zona penyangga antara Suriah dan Dataran Tinggi Golan yang dikuasai Israel diciptakan oleh PBB setelah perang Timur Tengah tahun 1973. Pasukan PBB yang terdiri dari sekitar 1.100 tentara berpatroli di daerah tersebut sejak saat itu.
Seorang juru bicara PBB mengatakan pada Selasa bahwa pergerakan pasukan Israel, selama apa pun, melanggar kesepakatan tahun 1974 yang menetapkan zona penyangga.
Kesepakatan itu “harus dihormati, dan yang namanya pendudukan tetaplah pendudukan, baik itu seminggu, sebulan maupun setahun, ia tetap sebuah pendudukan,” kata Juru Bicara PBB Stephane Dujarric.
Belum ada tanggapan langsung dari Hayat Tahrir al-Sham, kelompok pemberontak yang memimpin penggulingan Assad, atau dari negara-negara Arab.
Israel masih menguasai Dataran Tinggi Golan, yang direbutnya dari Suriah dalam perang Timur Tengah tahun 1967 dan kemudian dicaploknya. Tindakan Israel tersebut tidak diakui oleh sebagian besar komunitas internasional.
Puncak Gunung Hermon terbagi antara Dataran Tinggi Golan yang dicaplok Israel, Lebanon dan Suriah. Hanya Amerika Serikat yang mengakui kendali Israel atas Dataran Tinggi Golan. [rd/ab]
Forum