Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan pada hari Senin (23/12) bahwa terdapat “kemajuan” dalam upaya untuk mencapai kesepakatan pembebasan sandera dan gencatan senjata di Gaza, meski ia tidak dapat memberikan kerangka waktu kemungkinan tercapainya kesepakatan tersebut.
Dari sekitar 250 orang yang diculik saat terjadinya serangan ke Israel oleh para militan pimpinan Hamas pada 7 Oktober 2023 yang memicu kembali perang di Gaza, sekitar 100 di antaranya masih berada di Jalur Gaza. Setidaknya sepertiga dari 100 orang tersebut diyakini telah tewas.
Berbicara di hadapan Knesset, nama lain parlemen Israel, Netanyahu mengatakan dirinya tidak dapat mengungkap rincian apa saja yang telah dilakukan untuk mengamankan pembebasan para sandera.
Ia mengatakan, alasan utama kemajuan tersebut adalah kematian pemimpin Hamas Yahya Sinwar dan tindakan militer Israel terhadap militan Hizbullah yang didukung Iran, yang telah menembakkan roket ke Israel dari negara tetangga, Lebanon, untuk mendukung Hamas.
“Ada kemajuan. Saya tidak tahu butuh waktu berapa lama,” ungkap Netanyahu, sambil menambahkan bahwa Israel akan bekerja “tanpa henti” untuk membawa pulang para sandera.
Ia juga menyinggung tentang perlunya mencegah Iran memperoleh senjata nuklir.
“Kita tidak akan berhenti mengawasi Iran, yang mengancam akan menghancurkan kita,” ujarnya.
Iran masih sangat terlibat dalam konflik-konflik yang telah mengguncang Timur Tengah dan telah membuat sekutu-sekutunya babak belur, termasuk kelompok-kelompok militan dan para petempur “poros perlawanan”, seperti Hamas di Palestina, Hizbullah di Lebanon, dan pemberontah Houthi di Yaman. [rd/ab]
Forum