Menjelang kunjungan Menteri Luar Negeri Amerika Mike Pompeo ke New Delhi pekan depan, Kementerian Luar Negeri India menyatakan “arah keseluruhan hubungan dengan Amerika tetap sangat positif.”
Lawatan Pompeo mulai dari 25 Juni, yang bertujuan untuk memperkuat kemitraan strategis kedua negara, akan menjadi pertemuan tingkat tinggi pertama antara kedua negara sejak Perdana Menteri Narendra Modi menang pemilu untuk masa jabatan berikutnya.
Tetapi lawatan itu berlangsung tidak lama setelah meningkatnya ketegangan perdagangan antara kedua negara, setelah Washington mengakhiri pemberian perlakuan istimewa dalam perdagangan bagi India bulan ini dan New Delhi memberlakukan tarif yang lebih tinggi terhadap 28 jenis produk Amerika.
Seraya mengecilkan laporan mengenai berkembangnya friksi di bidang ekonomi, juru bicara Kementerian Luar Negeri Raveesh Kumar, Kamis (20/6), mengatakan di luar semua pembicaraan mengenai masalah perdagangan, secara keseluruhan nilai perdagangan antara kedua negara telah meningkat menjadi $150 miliar.
“Kami memandang kunjungan ini sebagai kesempatan untuk mendiskusikan semua isu yang siap untuk dibahas,” ujarnya.
Kedua negara juga akan membahas masalah visa H1B bagi pekerja asing di Amerika. Washington membantah laporan media berita mengenai rencana membatasi jumlah pekerja India. Tetapi isu itu telah mengganggu kedua negara sejak pemerintahan Trump menyatakan akan membuat program itu semakin terbatas.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri menyatakan India telah berulang kali menekankan kontribusi para professional terampil bagi pertumbuhan dan pembangunan ekonomi Amerika. Tetapi ia menyatakan bahwa “dalam hubungan yang sedalam hubungan dengan Amerika, sudah pasti akan ada masalah” di antara mereka. [uh/lt]