China menghadapi tuduhan baru memata-matai dunia maya di Amerika, menyusul pembahasan isu tersebut dalam pembicaraan tingkat tinggi kedua negara yang baru berkahir hari Kamis (10/7) ini di Beijing.
Sebuah laporan dalam harian New York Times Kamis mengatakan surat kabar itu telah mengetahui dari para pejabat pemerintah Amerika bahwa para peretas komputer China telah berusaha memperoleh akses ke berkas personalia puluhan ribu pegawai negeri federal yang telah memohon untuk mendapat izin menangani dokumen yang paling rahasia.
Laporan itu mengatakan para peretas itu memperoleh akses Maret untuk sebagian basis data Kantor Pengelolaan Personalia atau OPM, badan yang mengelola angkatan kerja federal.
Para pejabat Departemen Keamanan Dalam Negeri AS yang tidak disebut namanya itu mengatakan pihak berwenang mendeteksi ancaman itu dan menghambatnya memasuki jaringan komputer OPM.
Harian New York Times mengatakan belum jelas seberapa jauh para peretas itu memasuki jaringan komputer OPM, dimana para pemohon izin untuk menangani dokumen rahasia memberi daftar informasi personalia seperti kontak dengan pihak asing dan penggunaan narkoba di masa lampau.
Pada penutupan pertemuan Strategis dan Dialog Ekonomi AS-China hari Kamis di Beijing, Menteri Luar Negeri AS John Kerry tidak membesar-besarkan hal tersebut .
"Sejauh ini, tampaknya tidak ada data-data penting yang tercuri." John Kerry menambahkan bahwa pemerintah AS masih menyelidiki dugaan peretasan itu.
Masalah ini menjadi isu perselisihan sejak AS mendakwa lima anggota militer China bulan Mei atas tuduhan melakukan kegiatan mata-mata dunia maya terhadap perusahaan-perusahaan di Amerika Serikat.
China membantah tuduhan tersebut dan menuduh balik Amerika-lah yang memata-matai dunia maya China.