Produsen otomotif Jepang Nissan dan badan antariksa AS NASA bekerja sama untuk mengembangkan teknologi mobil tanpa pengemudi.
Nissan Motor Co. yang berbasis di Yokohama dan Pusat Penelitian Ames milik NASA di Moffett Field, California, mengumumkan Kamis kemitraan penelitian dan pengembangan lima tahun untuk sistem kendaraan otonom agar dapat diaplikasikan pada mobil-mobil yang dijual secara komersial.
Nissan bersemangat dengan potensi mobil tanpa pengemudi, yang menurut para eksekutif dapat meningkatkan keselamatan, sebuah pilar untuk otomotif masa depan bersama dengan teknologi rendah emisi.
Para peneliti NASA akan bekerja dengan unit riset Nissan di Silicon Valley, menurut pernyataan bersama.
Produsen mobil listrik Leaf dan model-model mewah Infiniti itu ingin memperkenalkan teknologi berkendara otonom pada konsumen-konsumen antara 2016 dan 2020. Ames mengembangkan piranti lunak penjelajah Mars dan robot-robot di dalam Stasiun Antariksa Internasional.
"Kemitraan ini membawa serta bakat-bakat terbaik dan paling bersinar di NASA dan Nissan dan memvalidasi investasi-investasi kami di Silicon Valley," ujar CEO Nissan Carlos Ghosn.
Teknologi keselamatan yang sedang dikerjakan termasuk mobil-mobil yang tahu melalui sensor bahwa mereka akan bertabrakan dan akan mengerem secara otomatis, bahkan jika pengemudinya tidak melakukan apapun. Mobil-mobil ini juga dapat parkir sendiri.
Teknologi ini juga dapat menggantikan pengemudi manusia, meski banyak kendala untuk mempraktikkannya di jalan.
Produsen-produsen otomotif selain Nissan sedang mengerjakan teknologi itu, termasuk saingannya di Jepang, Toyota Motor Corp. dan General Motors Co. dan Ford Motor Co di AS.
Perusahaan-perusahaan di luar industri juga terlibat, seperti Google Inc.
Mobil tanpa pengemudi adalah topik pidato CEO Ford Mark Fields dalam pameran elektronik internasional di Las Vegas awal minggu ini. (AP)