Sejumlah pejabat Norwegia, Senin (4/1), bersikeras mengatakan bahwa masih ada harapan menemukan korban selamat akibat bencana tanah longsor di sebuah desa dekat ibu kota negara itu. Tiga orang masih dinyatakan hilang sejak bencana itu terjadi Rabu pekan lalu.
Juru bicara kepolisian Roger Pettersen mengatakan upaya pencarian di desa Ask yang dilanda longsor masih dianggap sebagai operasi penyelamatan meski hanya menemukan mayat dalam beberapa hari terakhir. Ask terletak sekitar 25 kilometer dari timur laut Oslo.
Dr. Halvard Stave, yang mengambil bagian dalam operasi penyelamatan mengatakan, suhu di bawah titik beku di kawasan itu menyulitkan usaha penyelamatan. Namun, katanya, selama para korban berada dalam rongga udara, mereka kemungkinan dapat bertahan hidup.
Tim SAR berpatroli dengan membawa beberapa anjing sementara sejumlah helikopter dan drone yang dilengkapi kamera pendeteksi panas diterbangkan di atas lereng bukit yang porak-poranda di Ask.
Desa berpenduduk sekitar 5.000 orang itu dilanda tanah longsor terburuk dalam sejarah Norwegia modern. Sedikitnya 1.000 orang telah dievakuasi terkait bencana tersebut.
Bencana tanah longsor yang terjadi Rabu pagi memotong jalan utama yang melalui Ask, dan menciptakan jurang yang dalam seperti kawah. Foto-foto dan video-video menunjukkan sejumlah bangunan terlihat seperti hampir terperosok di tepi jurang akibat bencana itu. Sedikitnya sembilan bangunan dengan lebih dari 30 unit apartemen dilaporkan hancur.
Siang hari yang pendek di Norwegia pada saat ini dan kekhawatiran erosi lebih lanjut telah menghambat operasi penyelamatan. Tanah di lokasi tersebut rapuh dan tidak mampu menahan beban peralatan penyelamat.
Penyebab pasti bencana belum diketahui, tetapi kotamadya Gjerdrum, di mana Ask berlokasi, dikenal memiliki banyak lahan yang tanahnya memiliki kandungan quick clay tinggi. Quick clay merupakan jenis tanah liat yang bentuknya dapat dengan cepat berubah dari padat menjadi cair.
Para ahli mengatakan jenis tanah liat itu, yang dikombinasikan dengan curah hujan yang berlebihan dan cuaca lembab khas Norwegia pada saat-saat seperti ini, mungkin ikut memicu terjadinya tanah longsor.
“Bencana ini benar-benar mengerikan,'' kata Raja Harald V, setelah sejumlah anggota kerajaan Norwegia mengunjungi lokasi bencana longsor itu pada hari Minggu. [ab/uh]