Para jaksa di Departemen Kehakiman AS di bawah pemerintahan mantan presiden Donald Trump menyita data dari Apple, dari dua legislator Demokrat di Komite Intelijen DPR AS, serta dari staf dan anggota keluarga mereka. Ini dilaporkan oleh harian the New York Times hari Kamis (10/6).
Surat panggilan dari pengadilan mengenai metadata komunikasi itu ditujukan pada Adam Schiff, anggota DPR dari California, musuh Trump yang ketika itu menjadi petinggi Demokrat dalam panel itu dan kini menjadi ketuanya, kata surat kabar itu.
Anggota DPR lainnya, Eric Swalwell, hari Kamis (11/6) mengatakan kepada CNN bahwa ia adalah legislator Demokrat kedua di komite itu yang menjadi sasaran. “Saya diberitahu … oleh Apple bahwa mereka menyita catatan saya. Ini salah,” katanya.
Menurut the Times, para jaksa yang bekerja di bawah Jaksa Agung Jeff Sessions melakukan upaya yang tidak biasa pada tahun 2017 dan awal 2018 untuk mencari sumber kebocoran informasi rahasia terkait kontak antara rekan-rekan Trump dan Rusia.
Para pejabat Departemen Kehakiman tidak hanya menarget data elektronik milik para legislator, tetapi juga milik staf dan anggota keluarga mereka, termasuk seorang yang di bawah umur, kemungkinan karena para investigator mengira para legislator itu menggunakan perangkat rekan atau anak-anak mereka untuk menyembunyikan kontak dengan para wartawan.
Namun pada akhirnya, tak satupun data atau bukti lain yang mengaitkan para legislator itu maupun Komite Intelijen DPR dengan kebocoran informasi, kata the Times.
Schiff, meskipun tidak mengukuhkan bahwa ia adalah target investigasi, menyerukan penyelidikan oleh inspektur jenderal Departemen Kehakiman terhadap “kasus ini dan lain-lainnya yang menunjukkan penggunaan aparat penegak hukum oleh presiden yang korup.”
Trump “berusaha menggunakan Departemen itu sebagai gada terhadap lawan-lawan politiknya dan awak media. Semakin jelas bahwa permintaan itu tidak diabaikan,” kata Schiff dalam suatu pernyataan.
Tokoh Demokrat Nancy Pelosi juga menyerukan diadakannya investigasi, seraya menyebut laporan the New York Times “mengerikan.”
“Tindakan-tindakan ini tampaknya merupakan serangan mengerikan lainnya terhadap demokrasi kita yang dilakukan oleh mantan presiden,” katanya dalam sebuah pernyataan. [uh/ab]