Mitt Romney melancarkan kritikan baru terhadap Tiongkok Rabu, dalam pidato pembukaannya pada debat pertama calon presiden, dengan mengatakan ia berjanji akan bersikap keras terhadap Tiongkok jika negara itu bersikap curang.
Bahasa yang digunakan kandidat partai Republik ini tidak mengherankan. Romney pernah berjanji, jika terpilih, ia akan mempersoalkan Tiongkok sebagai manipulator mata uang pada hari pertamanya sebagai presiden.
Saingannya, Presiden Barack Obama, juga telah berjanji untuk bersikap keras terhadap Tiongkok. Bulan lalu, ia mengajukan keluhan terhadap Tiongkok di Organisasi Perdagangan Dunia, dengan mengatakan bahwa Beijing secara tidak adil mensubsidi ekspor kendaraannya. Hal tersebut sudah dilakukan selama sembilan kali selama pemerintahan Obama.
Kedua kubu kampanye kandidat itu juga telah merilis serangkaian iklan kampanye bertema Tiongkok untuk menyerang catatan kerja satu sama lain. Iklan-iklan itu membuat sejumlah pengamat mengatakan bahwa masing-masing pihak tampaknya bersaing untuk menunjukkan siapa yang menggunakan bahasa yang paling keras terhadap negara yang ekonominya sedang bangkit itu, yang sering dituding sebagai penyebab menghilangnya pekerjaan di Amerika.
Sebuah jajak pendapat baru-baru ini menunjukkan bahwa strategi Romney kemungkinan akan membantu pencalonannya. Jajak pendapat yang diadakan Wall Street Journal dan NBC News, mengungkapkan bahwa 45 persen pemilih terdaftar berpendapat Romney akan lebih bisa menangani tantangan ekonomi yang ditimbulkan Tiongkok. Sebagai perbandingan, hanya 37 persen yang mengatakan Obama akan bisa menangani masalah itu lebih baik.
Bahasa yang digunakan kandidat partai Republik ini tidak mengherankan. Romney pernah berjanji, jika terpilih, ia akan mempersoalkan Tiongkok sebagai manipulator mata uang pada hari pertamanya sebagai presiden.
Saingannya, Presiden Barack Obama, juga telah berjanji untuk bersikap keras terhadap Tiongkok. Bulan lalu, ia mengajukan keluhan terhadap Tiongkok di Organisasi Perdagangan Dunia, dengan mengatakan bahwa Beijing secara tidak adil mensubsidi ekspor kendaraannya. Hal tersebut sudah dilakukan selama sembilan kali selama pemerintahan Obama.
Kedua kubu kampanye kandidat itu juga telah merilis serangkaian iklan kampanye bertema Tiongkok untuk menyerang catatan kerja satu sama lain. Iklan-iklan itu membuat sejumlah pengamat mengatakan bahwa masing-masing pihak tampaknya bersaing untuk menunjukkan siapa yang menggunakan bahasa yang paling keras terhadap negara yang ekonominya sedang bangkit itu, yang sering dituding sebagai penyebab menghilangnya pekerjaan di Amerika.
Sebuah jajak pendapat baru-baru ini menunjukkan bahwa strategi Romney kemungkinan akan membantu pencalonannya. Jajak pendapat yang diadakan Wall Street Journal dan NBC News, mengungkapkan bahwa 45 persen pemilih terdaftar berpendapat Romney akan lebih bisa menangani tantangan ekonomi yang ditimbulkan Tiongkok. Sebagai perbandingan, hanya 37 persen yang mengatakan Obama akan bisa menangani masalah itu lebih baik.